HUT Solopos diperingati 19 September 2015.
Solopos.com, SOLO — Lagu Selamat Ulang Tahun dinyanyikan serentak oleh karyawan PT Aksara Solopos mengiringi prosesi potong tumpeng yang dilakukan oleh Presiden Komisaris PT Aksara Solopos, Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosardjono, Sabtu (19/8/2015) siang.
Hari itu, direksi dan karyawan Solopos merayakan peringatan ulang tahun ke-18 perusahaan setempat secara sederhana di halaman Griya Solopos.
Potongan tumpeng pertama diberikan kepada karyawan yang mendapat predikat nilai terbaik, Yeyen Pamula. Setelah itu, tumpeng diberikan pula kepada Presiden Direktur PT Aksara Solopos dan PT Aksara Dinamika Jogja Lulu Teriyanto dan Pemimpin Redaksi Harian Umum Solopos, Suwarmin.
Potongan tumpeng pertama diberikan kepada karyawan yang mendapat predikat nilai terbaik, Yeyen Pamula. Setelah itu, tumpeng diberikan pula kepada Presiden Direktur PT Aksara Solopos dan PT Aksara Dinamika Jogja Lulu Teriyanto dan Pemimpin Redaksi Harian Umum Solopos, Suwarmin.
Sebelum memotong tumpeng, dalam sambutannya Sukamdani mengenang kembali perjalanan panjang Solopos di masa lalu. Ia berharap Solopos terus maju, bermanfaat, dan tetap menjadi bagian yang mendinamiskan masyarakat. Direksi dan karyawan Solopos juga diimbau terus bekerja keras demi perusahaan dan kesejahteraan mereka masing-masing.
“Selamat ulang tahun Solopos,” ujarnya di depan ratusan karyawan.
“Solopos sudah menjadi koran terbaik di Soloraya dan sekitarnya. Maka kita semua harus berusaha mempertahankan agar tetap menjadi nomor satu,” kata dia.
Kondisi Solopos
Sementara itu, Pemimpin Perusahaan PT Aksara Solopos, Bambang Natur Rahadi, mengatakan peringatan 18 tahun Solopos tahun ini menurutnya secara kontekstual mirip dengan kondisi Solopos saat awal peluncuran pada 1997. Saat itu kondisi perekonomian nasional sedang mengalami krisis, tetapi Solopos tetap terbit.
“Semangat itu juga terjadi tahun ini. Bedanya, infrastuktur Solopos tahun ini lebih bagus. Semoga kita sadar, situasi susah, tetapi bukan berarti tak punya masa depan. Mudah-mudahan Solopos bertahan terus dan menjadi aset orang Solo,” ujarnya.
Sedangkan ketua panitia HUT ke-18 Solopos, Damar Sri Prakoso, menuturkan acara yang dikemas dengan dress code sarung itu mengandung filosofi kedewasaan. ”Usia 18 tahun artinya Solopos beranjak dewasa. Jadi bagi kita semua mestinya tidak lagi manja, cengeng, mudah menyerah, gampang mengeluh. Kita harus lebih dewasa menyikapi segala persoalan yang ada,” ujar Damar.