Soloraya
Sabtu, 19 September 2015 - 21:00 WIB

KEKERINGAN BOYOLALI : Dana Desa untuk Beli Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga antre mendapatkan bantuan air bersih dari Harian Umum Solopos, di Balai Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (10/9/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kekeringan Boyolali, Pemdes Jemowo mengalokasikan dana desa untuk pembelian air bersih.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Desa (Pemdes) Jemowo, Kecamatan Musuk, Boyolali, mengalokasikan sebagian dana desa untuk penanggulangan bencana kekeringan di wilayah tersebut.

Advertisement

Sebagian dana desa dipakai untuk membeli air bersih. Kepala Desa Jemowo, Untung Widodo, menjelaskan semestinya dana desa dialokasikan untuk program-program yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas desa.

Namun, saat ini ada 6.000-an warga Jemowo yang mengalami krisis air bersih. Bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali juga sangat terbatas.

Advertisement

Namun, saat ini ada 6.000-an warga Jemowo yang mengalami krisis air bersih. Bantuan air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali juga sangat terbatas.

Data yang diterima Solopos.com, bantuan air bersih dari Pemkab yakni dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Boyolali baru 10 tangki dan bantuan dari PMI sebanyak 4 tangki.

“Bantuan itu sangat tidak proporsional dengan kebutuhan warga kami. 6.000 orang enggak punya air selama berbulan-bulan. Oleh karena itu, kami coba alokasikan sebagian dana desa untuk kebutuhan tersebut,” kata Untung, kepada Solopos,com, Sabtu (19/9/2015).

Advertisement

Dengan anggaran itu, Jemowo bisa menyediakan 475 tangki air bersih yang diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga selama menunggu turunnya hujan.

“Ada 55 RT. Tiap RT nanti kami kasih air bersih, misalnya satu tangki setiap pekan atau setiap dua pekan. Satu tangki air harganya sudah Rp120.000, jadi anggaran yang kami alokasikan cukup banyak,” papar dia.

Untung mengklaim pengalokasian dana desa untuk membeli air bersih sudah melalui konsultasi dengan Bagian Pemdes Setda Boyolali.

Advertisement

“Diperbolehkan, tidak masalah.”

Kades Lanjaran, Darta, belum memikirkan penggunaan dana desa untuk penyediaan air bersih bagi 2.000-an warga Lanjaran yang mengalami kekeringan. Dana desa senilai Rp200-an juta tetap diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur jalan.

Untuk mengatasi kekeringan Desa Lanjaran meminta pemerintah segera merealisasikan pembangunan embung.

Advertisement

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengusulkan pembangunan 20 embung melalui APBN dengan nilai anggaran Rp40 miliar.

Embung tersebut akan dibangun di desa-desa yang masuk peta rawan kekeringan.

“Kami minta dibuatkan empat embung. Kami sudah sediakan tanah kas desa seluas 1 hektare untuk pembangunan embung,” kata Darta, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela penyerahan bantuan air bersih dari Pengurus OSIS dan Wali Murid Sekolah Al Azhar Solo Baru, Sukoharjo, Sabtu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif