Jatim
Sabtu, 19 September 2015 - 09:05 WIB

INDUSTRI GULA : Berbekal Coba-Coba, Warga Sidorejo Sulap Limbah P.G. Kanigoro Jadi Pupuk Organik

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Marhaban, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) yang mampu membuat pupuk organik dari bahan dasar limbah produksi gula, Jumat (18/9/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiun)

Industri gula menghasilkan limbah yang disulap warga Madiun menjadi pupuk organik.

Madiunpos.com, MADIUN — Marhaban, 60, warga Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) tidak mau menyia-nyiakan limbah produksi yang dihasilkan Pabrik Gula (P.G.). Berbekal coba-coba, dia mampu membikin pupuk organik dari limbah industri gula.

Advertisement

“Limbah produksi gula tidak terbuang sia-sia. Abu dari pabrik gula bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk. Setelah abu diaduk dengan blotong dan ditambah sedikit campuran obat kimia, terciptalah pupuk organik,” kata Marhaban saat berbincang dengan Madiunpos.com di sekitar PG Kanigoro, Jumat (18/9/2015).

Marhaban yang juga bekerja di bagian pengobatan gula di P.G. Kanigoro menyebut pupuk organik yang dibuatnya dari abu dan blotong limbah industri gula itu mempunyai kualitas bagus. Menurut dia, tanah menjadi gembur sehingga tanaman tumbuh subur setelah menggunakan pupuk organik dari limbah produksi gula tersebut.

Marhaban membuktikan pada tanaman semangka dan melon yang tumbuh memuaskan setelah menggunakan pupuk organik dari limbah industri gula Madiun itu. “Kualitasnya pun bagus. Keuntungan menggunakan limbah produksi gula adalah saya tidak perlu beli pupuk kimia lagi dengan harga relatif mahal untuk menyuburkan tanaman. Selain itu, limbah produksi gula juga termanfaatkan dengan baik,” ujar Marhaban.

Advertisement

Abu yang digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik sering dinamakan abu ketel. Abu ketel merupakan hasil pembakaran ampas blotong sesuai bahan bakar ketel uap pabrik gula.

Sedangkan blotong atau filter cake adalah limbah padat produk stasiun pemurnian nira. Limbah tersebut apabila dibuang di lahan tebuka dapat merusak pemandangan dan berbau tidak sedap di sekitar lahan sehingga menyebabkan polusi udara.

Salah seorang petani yang dijumpai Madiunpos.com di Desa Banjarejo, Kecamatan Taman, Munawar, 54, mengaku belum pernah mencoba membuat pupuk organik dari bahan dasar limbah produksi gula. Dia tidak membuat pupuk organik dari hasil kombinasi abu ketel dan blotong tersebut karena tidak mengetahui cara atau metode pembuatannya. Selama ini, lanjut Munawar, petani menggunakan pupuk kimia.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif