Jogja
Jumat, 18 September 2015 - 20:20 WIB

ZAKAT KULONPROGO : Pengelolaan Zakat Harus Profesional

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga antre pembagian beras zakat di Kampus Unisri, Solo, Rabu (16/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Zakat Kulonprogo dikelola secara profesional

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan perwakilan dari berbagai Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) se-Kabupaten Kulonprogo mengikuti pembinaan motivator zakat di Gedung Kaca, Kamis (17/9/2015). Mereka diharapkan mendukung peningkatan kualitas pengelolaan zakat, khususnya di lingkungan Pemkab Kulonprogo.

Advertisement

Staf Ahli Bupati Kulonprogo Bidang Pemerintahan, Jumanto mengatakan, pengeloaan zakat, khususnya melalui Badan Amil dan Zakat Daerah (BAZDA), harus dijalankan secara profesional sesuai Undang-undang No.23/2011.

“Jadi, pengumpulan dan pengelolaan zakat harus sesuai aturan berlaku sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” papar Jumanto.

Jumanto berharap, para motivator zakat terus berusaha meningkatkan kesadaran berzakat di SKPD masing-masing. Sebab, zakat merupakan salah satu ladang pahala. Namun, profesionalisme pengelolaan zakat mutlak diperlukan.

Advertisement

Jumanto melanjutkan, dana yang terkumpul di BAZDA Kulonprogo selama ini disalurkan melalui berbagai program. Misalnya untuk bantuan pembangunan dan renovasi masjid yang diserahkan setiap kegiatan safari Jumat. “Bisa juga untuk membantu kegiatan bedah rumah dan berbagai program lainnya,” tutur dia.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Jogja, Prof.Muhamad mengatakan, selama ini orang cenderung hanya menghitung potensi zakat suatu daerah dengan memperhatikan jumlah penduduk muslim.

Padahal, hal yang lebih penting adalah memahamkan masyarakat mengenai cara mengelola hartanya. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan investasi, harta yang dimiliki bisa disisihkan sebagian untuk infak atau zakat.

Advertisement

Menurut Muhamad, zakat merupakan bentuk ungkapan syukur paling tinggi. Jika menjadi kebiasaan, hal itu bisa meningkatkan etos kerja karena terdorong niat mulia membantu sesama. “Apapun profesinya, jika mengedepankan zakat, nanti rejekinya mengikuti,” kata pemateri yang juga bertugas sebagai pimpinan BAZNAS Jogja itu.

Muhamad menambahkan, BAZNAS maupun BAZDA hendaknya bisa mengumpulkan dana dari masyarakat bersama berbagai Lembaga Amil Zakat (LAS) swasta. Dengan demikian, jangkauan penyaluran zakat juga bisa semakin luas. “Zakat juga bisa menjadi sumber pembangunan daerah dan negara,” tuturnya.

Advertisement
Kata Kunci : Zakat Kulonprogo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif