Soloraya
Jumat, 18 September 2015 - 15:43 WIB

SEKOLAH RUSAK SRAGEN : Plafon Kelas Roboh Timpa Siswa, 3 Siswa Terluka

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - kondisi plafon kelas yang roboh menimpa siswa. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Sekolah rusak Sragen, tiga siswa SDN 3 Kecik terluka setelah tertimpa plafon kelas yang ambruk.

Solopos.com, SRAGEN–Lima siswa SDN 3 Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen, tertimpa plafon Ruang Kelas I yang ambruk, Jumat (18/9/2015) pagi. Tiga siswa di antaranya mengalami luka-luka.

Advertisement

Ambruknya plafon yang terbuat dari bahan gypsum itu terjadi sekitar pukul 06.45 WIB. Saat itu para siswa mestinya sudah mengikuti kegiatan senam di halaman sekolah. Namun, adanya kerusakan pada kabel pengeras suara membuat kegiatan senam tertunda. Sebagian siswa memilih kembali ke ruang kelas untuk menyapu dan bermain.

“Pertama-tama terdengar suara krek krek dari atas [plafon]. Lalu tahu-tahu bruk menimpa kami,” kata Ardo, 7, siswa Kelas I yang selamat meski sempat tersungkur ke lantai karena tertimpa plafon itu saat ditemui wartawan di lokasi.

Selain Ardo, ambruknya plafon itu juga menimpa Makruf, 7, Cika, 10, Niha, 7 dan Eka, 8. Ardo dan Makruf sempat merasakan pusing-pusing setelah tertimpa plafon. Keduanya masih bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Cika mengalami robek pada pipi kanan sehingga harus mendapat jahitan tiga kali. Niha mengalami luka lecet pada bagian kening kiri. Cucuran darah sempat mengotori seragam dua bocah itu. Sementara Eka mengalami benturan pada bagian kepala yang membuatnya merasakan pusing.
“Cika, Niha dan Eka kami bawa ke bidan untuk mendapat perawatan. Mereka kami izinkan pulang untuk istirahat di rumah,” terang Sumarsono, guru Kelas V SDN 3 Kecik.

Advertisement

Ambruknya plafon ruang kelas itu membuat siswa Kelas I mengikuti kegiatan KBM di emperan sekolah. Di bawah bimbingan guru Sri Haswati, belasan siswa Kelas I mengikuti kegiatan belajar menulis dan membaca.

“Sebenarnya, plafon itu baru dibangun pada tahun ajaran 2012 lalu. Kami tidak tahu mengapa plafon itu bisa jatuh. Mungkin paku-pakunya lepas atau bagaimana. Kami masih beruntung mengingat ambruknya plafon itu tidak terjadi saat KBM berlangsung,” kata Sumarsono.

Sukir, 37, penjaga sekolah mengatakan ambruknya plafon itu terjadi saat dirinya tengah membetulkan kabel pengeras suara yang putus. Ambruknya plafon itu membuat para siswa histeris.

Advertisement

“Siswa yang mengalami luka-luka itu sebelumnya duduk di bangku. Mereka terkena bagian pinggir plafon yang jatuh. Sementara dua temannya yang sedang menyapu tertimpa plafon pada bagian tengah, tapi keduanya malah tidak apa-apa,” kata Sukir.

Akibat kejadian itu, Cika dan Niha masih trauma dengan peristiwa yang menimpanya. Kepada orang tua, Cika dan Niha bahkan mengaku enggan ke sekolah lagi karena takut tertimpa plafon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif