Soloraya
Jumat, 18 September 2015 - 18:40 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Petani Minta Pengerukan Sedimentasi Saluran Colo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dam Colo butuh pengerukan sedimentasi terutama di saluran menuju lahan pertanian. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Pertanian Sukoharjo, BBWSBS diminta mengeruk sedimentasi di saluran Colo pada musim kemarau.

Solopos.com, SUKOHARJO--Para petani meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) segera mengeruk sedimentasi di sekitar saluran Colo.

Advertisement

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Saluran Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengatakan sedimen yang masuk ke saluran Colo semakin banyak saban hari. Bahkan, ketinggian sedimen mencapai sekitar lima meter sepanjang sekitar dua kilometer.
“Saking tingginya tanah sedimen dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Sekarang berubah menjadi tegalan jagung,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (18/9/2015).

Dia mengkhawatirkan sedimentasi di saluran Colo akan mengganggu pasokan air ke saluran irigasi lahan pertanian. Pasokan air ke lahan pertanian akan tersendat lantaran bertambahnya tanah sedimen yang masuk ke saluran Colo.

Jigong mengaku telah berkali-kali mengusulkan agar BBWSBS segera melakukan pengerukan sedimentasi di saluran Colo Timur. Namun, hingga sekarang belum ada respons dari instansi terkait.
“Saat Pak Gubernur [Ganjar Pranowo] kunjungan kerja ke Saluran Colo, kami meminta agar instansi terkait segera mengeruk sedimentasi di Saluran Colo. Belum ada respons dari instansi terkait,” ujar dia.

Advertisement

Kali terakhir pengerukan sedimentasi di Saluran Colo pada 2013. Menurut dia, pengerukan sedimentasi di Saluran Colo hanya bersifat formalitas lantaran tidak mengurangi tanah sedimen. Kini, kondisi sedimentasi di Saluran Colo semakin meningkat.

Padahal, sebagian besar petani di Kabupaten Jamu-sebutan lain Sukoharjo sangat bergantung pada pasokan air dari Saluran Colo.
Lahan pertanian di Kabupaten Jamu di sepanjang Saluran Colo Timur seluas 7.484 hektare. Sementara jumlah petani sekitar 30.000 orang. Selama ini, saluran Colo Timur memasok air ke lahan pertanian yang tersebar di enam kecamatan yakni Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Bendosari, Grogol, Polokarto dan Mojolaban.

Di sisi lain, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi BBWSBS, Wahyu, mengatakan saat ini masih fokus mendata dan memperbaiki saluran irigasi di sepanjang Saluran Colo yang rusak. Hal ini dilakukan agar tak ada lagi saluran irigasi yang jebol saat datangnya musim penghujan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif