Soloraya
Jumat, 18 September 2015 - 23:40 WIB

KEMISKINAN BOYOLALI : Inilah Kecamatan Yang Butuh Intervensi Penanganan Kemiskinan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Kemiskinan Boyolali, ada empat kecamatan yang perlu intervensi kuat dari pemerintah.

Solopos.com, BOYOLALI–Empat kecamatan di Boyolali butuh intervensi kuat dari pemerintah untuk upaya-upaya pengentasan kemiskinan.

Advertisement

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali memberikan rambu-rambu warna kuning untuk tiga kecamatan yakni Selo, Juwangi, dan Kemusu. Sementara Wonosegoro masih mendapat tanda merah.

“Peringatan berupa lampu kuning dan lampu merah artinya wilayah-wilayah itu butuh intervensi kuat dari pemerintah untuk upaya-upaya pengentasan kemiskinan,” kata Kepala Bappeda Boyolali, Hendrarto Setyo Wibowo, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat (18/9/2015).

Di empat kecamatan itu, memang tidak semua desa memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Prioritas pengentasan kemiskinan sudah dipetakan ke sejumlah desa yang memiliki jumlah rumah tangga miskin dan sangat miskin paling banyak. Selo prioritas hanya ada di Desa Jrakah dan Lencoh, Kemusu ada di Desa Kendel, Wonosegoro ada di Desa Garangan, Banyusri, Bojong, dan Repaking, sementara Juwangi ada di Desa Krobokan dan Kalimati.

Advertisement

Namun demikian, tak menutup kemungkinan di 15 kecamatan lain juga terdapat desa-desa yang masuk prioritas pertama untuk pengentasan kemiskinan.

“Jadi sebenarnya total ada 50 desa yang punya tanda merah untuk tingkat kemiskinan.”

Beberapa langkah strategis sudah diupayakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali salah satunya perbaikan dan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut, namun hasilnya dinilai belum maksimal.
?
“Sebenarnya kami sangat berharap besar dengan pembangunan infrastruktur untuk membuka akses perekonomian dan investasi. Tetapi memang hasilnya belum maksimal,” kata Hendrarto.

Advertisement

Selain masalah infrastruktur, investasi di wilayah Boyolali utara dan Selo juga masih sangat minim. Padahal investasi sangat diharapkan untuk mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.
“Memang sulit menarik investasi padat karya seperti pabrik ke kawasan utara, biar pun infrastruktur sudah tersedia tapi di daerah tersebut rawan kekeringan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif