Soloraya
Jumat, 18 September 2015 - 09:30 WIB

HIV/AIDS : 6 ODHA di Solo Meninggal pada Juli 2015

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

HIV/AIDS kembali memakan korban jiwa dengan adanya 6 ODHA yang meninggal dunia.

Solopos.com, SOLO – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo mencatat enam orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Solo meninggal dunia pada Juli 2015. Mereka terdiri atas lima laki-laki dan satu perempuan.

Advertisement

Pengelola Program KPA Solo, Tommy Prawoto, mengatakan enam orang ODHA yang meninggal dunia itu umurnya rata-rata 36-40 tahun. Sementara satu orang perempuan umurnya 20 tahun. Jumlah keseluruhan sampai Juli ada sebanyak 94 ODHA di Solo meninggal dunia.

“Kebanyakan ODHA meninggalnya di rumah sakit saat dilakukan tes kesehatan. Mereka masuk rumah sakit status penyakitnya sudah masuk fase AIDS,” ujar Tommy di ruang kerjanya, Kamis (17/9/2015).

Advertisement

“Kebanyakan ODHA meninggalnya di rumah sakit saat dilakukan tes kesehatan. Mereka masuk rumah sakit status penyakitnya sudah masuk fase AIDS,” ujar Tommy di ruang kerjanya, Kamis (17/9/2015).

Tommy mengatakan jumlah kasus ODHA di Soloraya sebanyak 1.681 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 480 di antaranya meninggal dunia. Temuan itu hasil pendataan KPA mulai 2005 sampai Juli 2015.

Menurut dia, hubungan heteroseksual oleh laki-laki berisiko tinggi (LBT) serta pengguna narkoba menjadi penyumbang angka kasus ODHA tertinggi. Dua kategori itu saat ini sedang dilakukan pengawasan ketat dari KPA karena penyebarannya sangat cepat.

Advertisement

Lebih mengagetkan, kata dia, anak di bawah umur dan ABG terkena penyakit HIV/AIDS bukan tertular dari orang tuanya tetapi karena berhubungan seksual. Artinya, anak-anak di Solo sekarang sudah banyak yang menjual diri.

“Fenomena anak menjual diri di Solo sudah sejajar dengan kota-kota besar lain di Indonesia,” kata dia.

Modus mereka menjual diri dengan memanfaatkan media sosial (medsos) tanpa ada kurir atau pun muncikari sehingga sulit terdeteksi. Tommy mengaku menemukan salah satu anak di bawah umur menjual diri ketika mendampingi mereka karena terinfeksi HIV/AIDS.

Advertisement

“Mereka bercerita panjang awal mula terkena penyakit itu [HIV/AIDS]. Motif mereka menjual diri karena ingin bergaya hidup mewah hingga faktor ekonomi,” ujar Tommy.

Dia menambahkan ada sebanyak 650 orang yang diberikan pendampingan agar mereka bisa bertahan hidup lama meskipun dalam kondisi sakit. Dari jumlah itu hanya sebanyak 630 orang yang mau mengikuti terapi CRV (antiretrovial).

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Semanggi, Kardiman, mengatakan Semanggi ada dua titik papan sosialisasi baru dipasang berisi soal cara mendeteksi dini penyakit HIV/AIDS. Anggaran pembuatan papan itu menggunakan dana pembangunan kelurahan (DPK) 2015.

Advertisement

“Masyarakat bisa tahu gejala awal dan cara penanganan penyakit itu lewat papan pengumuman. Karena selama ini banyak generasi muda belum tahu gejala awal penyakit itu,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci : HIV/AIDS ODHA Di Solo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif