Soloraya
Kamis, 17 September 2015 - 05:40 WIB

SENGKETA SRIWEDARI : Bendera Merah Sukarelawan #anakmudasolo Dirusak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera merah terpasang di kawasan plaza dan gapura Sriwedari, Solo, Rabu (16/9/2015). Bendera yang dipasang komunitas #anakmudasolo tersebut sebagai salah satu wujud penolakan terhadap pengosongan kawasan Sriwedari. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sengketa Sriwedari, sebanyak 40 bendera merah disekitar Sriwedari dirusak orang tak dikenal.

Solopos.com, SOLO–Komunitas #anakmudasolo memasang 40 bendera merah sebagai bentuk keprihatinan pada ancaman eksekusi lahan sengketa Sriwedari, Selasa (16/9/2015) sore. Selang satu hari, sebanyak 20 instalasi kampanye tersebut dirusak orang tak dikenal.

Advertisement

Koordinator sukarelawan #anakmudasolo, Sonny Arendra Fardian, mengatakan kejadian perusakan bendera merah yang dipasang kelompoknya diduga dilakukan, Selasa malam.

Sebelumnya #anakmudasolo memasang bendera merah di seputaran Sriwedari tepatnya di tepi Jl. Slamet Riyadi, Plasa Sriwedari, seputaran Joglo Sriwedari, serta jalan menuju Gedung Kesenian Solo.

Advertisement

Sebelumnya #anakmudasolo memasang bendera merah di seputaran Sriwedari tepatnya di tepi Jl. Slamet Riyadi, Plasa Sriwedari, seputaran Joglo Sriwedari, serta jalan menuju Gedung Kesenian Solo.

“Kami pasang bersama belasan kawan sukarelawan. Hampir separuh bendera merah yang kami pasang rusak,” terangnya ketika berbincang dengan wartawan di Gedung Kesenian Solo, Rabu (16/9/2015).

Dia menyebutkan beberapa bendera merah dirusak secara acak. Sonny menduga hal tersebut dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh suasana. “Ada yang dicabut bersama tiang bambunya. Ada yang cuma dirobek benderanya. Tapi perusakannya random. Kalau petugas yang membersihkan, pasti urut sepanjang Jl. Slamet Riyadi,” katanya.

Advertisement

“Tadi ada yang ke sini. Mengaku-aku sebagai orang yang tahu tempat ini. Dia memperingatkan kami untuk tidak membuat aksi. Apalagi demonstrasi. Intinya jangan membikin geger tempat ini,” jelasnya.

Menurut Sonny, bendera merah yang dibuat kelompoknya menyuarakan pesan khusus. “Bendera merah ini kami buat berbentuk segitiga sama sisi. Tujuannya untuk membedakan yang mati orang sama tempat. Bendera kami buat dua di setiap bilah bambu. Satunya menandakan kematian yang lainnya ungkapan duka cita,” ungkapnya.

Sementara itu, puluhan orang perwakilan Forum Komunitas Sriwedari (Foksri) Solo yang menaungi 18 paguyuban yang hidup di sekitar lahan sengketa Sriwedari berkumpul di Joglo Sriwedari, Rabu siang.

Advertisement

Ketua Foksri Solo, Syafik Hanafi, mengatakan pihaknya saat ini sedang menyiapkan petisi untuk mempertahankan kawasan cagar budaya Sriwedari sebagai ruang publik yang bisa diakses masyarakat luas.

“Petisi sedang kami susun. Kami melihat pemerintah juga sudah ada upaya lewat jalur hukum. Dan kami percaya ahli waris R.M.T. Wiryodiningrat punya hati untuk kami semua komunitas yang ada di sini,” terangnya.

Disinggung soal bendera merah simbol keprihatinan komunitas anak muda di Kota Bengawan, Syafik menyebutkan sabotase tersebut berarti pesan yang disampaikan salah satu kelompok yang ada di Sriwedari tersebut didengar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif