Teknologi
Kamis, 17 September 2015 - 18:45 WIB

FENOMENA AHMED MUHAMMED : Dukung Ahmed, Hastag #IStandWithAhmed Mendunia

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ahmed Mohammed (www.i4u.com)

Fenomena Ahmed Muhammed pencipta jam digital menuai simpati dunia.

Solopos.com, SOLO — Ahmed Mohammed mungkin tak pernah menyangka jam digital kreasinya justru membuatnya ditahan pihak kepolisian, Senin (14/9/2015) lalu. Siswa MacArthur High School, Irving, Texas, itu berkeinginan menunjukkan karya jam digital dari kotak pensil kepada gurunya. Bukannya mendapat pujian, ia malah dituduh membuat bom palsu.

Advertisement

Salah seorang guru menelepon Kepolisian Texas dan membuat Ahmed, 14, diborgol dan dibawa ke kantor polisi. Remaja muslim tersebut lantas mendapat pelukan dunia akibat tindakan rasis yang dilakukan pihak sekolah. Tak tanggung-tanggung, Barack Obama, Hillary Clinton, dan Mark Zuckerberg pun mengajak remaja keturunan Sudan itu untuk menunjukkan kreasi jam digitalnya.

Hashtag #IstandWithAhmed di laman microblogging Twitter hingga Kamis (17/9/2015) siang dicuit oleh hampir 1,21 juta orang. Mereka menyuarakan pembelaan terhadap Ahmed, kaum minoritas di negeri Paman Sam yang mendapat imbas akibat Islamophobia. Melalui akun Twitternya, Clinton menulis, “Asumsi dan ketakutan tidak akan membuat kita aman. Hal itu hanya akan menahan kita ke belakang. Ahmed, tetaplah kritis dan berkreasi,” ketiknya, Rabu (16/9/2015) malam.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama bahkan mengundangnya ke Gedung Putih. “Jam yang keren Ahmed. Maukah kamu membawanya ke Gedung Putih? Kita harus menginspirasi lebih banyak anak seperti kamu agar menyukai ilmu sains. Itulah yang membuat Amerika hebat,” tulis Obama di Twitter resminya, @potus.

Advertisement

Sedangkan CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, “Memiliki skill dan ambisi untuk membuat sesuatu yang keren harus dihargai, bukannya malah ditangkap. Masa depan dimiliki oleh orang seperti Ahmed. Ahmed, jika kamu ingin datang ke Facebook, aku ingin bertemu denganmu,” tulis Zuck di Facebook.

Beberapa antariksawan yang bekerja di National Aeronautics and Space Administration (NASA) bahkan mengajaknya untuk hadir di pekan ilmu pengetahuan di Toronto, 28 Oktober 2015 mendatang. Undangan itu disampaikan oleh akun @Cmdr_Hadfield, salah seorang astronot NASA. Akun @mikeseibert dan @cirquelar milik Dr.Fred Calef turut mengundang Ahmed untuk menyaksikan Mars rover. Undangan para antariksawan itu diamini oleh akun resmi @NASA yang menulis lembaga tersebut siap menjembatani mimpi Ahmed termasuk setiap anak.

Seperti dilansir The New York Times, Rabu, Ahmed yang kala diborgol mengenakan kaus NASA tampak terkejut dengan tindakan diskriminatif sekolah. Ia yang bersedia menerima undangan Obama dan NASA itu mengaku tidak ingin melanjutkan sekolah di MacArthur High School. Di hadapan puluhan wartawan di depan rumahnya, Ahmed yang mengenakan kacamata tebal merasa terharu menerima dukungan dari berbagai pihak.

Advertisement

“Saya akan berusaha tidak hanya membantu diri sendiri, tapi juga setiap anak yang mendapat perlakuan yang sama (diskriminatif),” kata dia. Ayah Ahmed, Mohamed Elhassan Mohamed, yang telah 30 tahun di Amerika Serikat mengatakan dia marah saat pihak sekolah tidak menghubungi untuk memberitahukan situasi tersebut.

Mohamed mengetahui insiden tersebut ketika menerima telepon dari polisi yang menyatakan anaknya diduga membawa bom rakitan. “Saya minta agar dapat berbicara dengannya, tetapi polisi tidak mengijinkan saya karena mereka sedang menginterogasinya,” kata Mohamed, yang menambahkan putranya bahkan tak didampingi pengacara saat interogasi berlangsung.

Kepala Kepolisian Irving, Larry Boyd menyatakan Ahmed seharusnya mendeskripsikan jam digital buatannya kepada petugas. Meski demikian, Boyd menetapkan bahwa remaja tersebut tidak berniat untuk membahayakan siapapun. Jam bikinan Ahmed dinyatakan tidak berbahaya, tetapi masih disita pihak kepolisian. “Siapapun tidak bisa membawa benda tersebut ke sekolah,” tambahnya.

Sementara, Walikota Irving, Beth Van Duyne mendukung sekolah dan polisi untuk menginvestigasi ancaman dari siswa yang membuat jam tersebut. Sekolah menskor Ahmed selama tiga hari akibat insiden tersebut. “Saya tidak menyalahkan pihak sekolah atau polisi yang menyelidiki apa yang dianggap mereka sebagai ancaman. Mereka punya prosedur untuk menangangi ancaman atau tindakan kriminal yang ditemukan untuk melindungi siswa dan sekolah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif