SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas ekspor melalui pelabuhan (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe)
Pelemahan rupiah justru memacu ekspor Jatim sehingga meningkat 33,4%.
Madiunpos.com, SURABAYA — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan anomali ekspor Jatim di tengah pelemahan rupiah saat ini. Dilaporkan BPS Jatim, kinerja ekspor non migas Jatim pada Agustus 2015 meningkat 33,4% dibandingkan kinerja ekspor pada Juli 2015.
Kepala BPS Jatim, M Sairi Hasbullah mengatakan meningkatnya kinerja ekspor non migas tersebut disebabkan oleh lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai angka Rp14.000 lebih. “Meningkatnya ekspor non migas ini terjadi di hampir seluruh negara tujuan, dan yang paling tinggi kenaikannya adalah ekspor ke Singapura, disusul Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Tiongkok,” katanya dikutip dalam rilis BPS Jatim yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (15/9/2015).
Berdasarkan data BPS pada Agustus 2015, nilai ekspor non migas Jatim ke negara Jepang mencapai sekitar US$161 juta, AS mencapai US$166 juta, dan Tiongkok US$122 juta. Adapun total nilai ekspor non migas Jatim pada Agustus 2015 tercatat mencapai US$1,3 miliar atau naik 33,4% dibandingkan pada Juli 2015 yang tercatat mencapai US$984 juta.
Meski demikian, secara kumulatif, nilai ekspor non migas Jatim di tengah pelemahan rupiah, pada periode Januari-Agustus 2015, mengalami penurunan 6,33%, yakni hanya tercapai US11,3 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, ekspor non migas Jatim bisa mencapai US$12,1 miliar.
Peningkatan nilai ekspor non migas Jatim terbanyak di tengah pelemahan rupiah, pada Agustus 2015 lalu, adalah komoditas perhiasan dengan kenaikan 207%, komoditas daging dan ikan olahan yang naik 68,86%, dan disusul ekspor kayu dan barang dari kayu yang naik 7,03% dibandingkan nilai ekspor bulan lalu.