News
Rabu, 16 September 2015 - 08:20 WIB

KONFERENSI INTERNASIONAL : Jogja Tuan Rumah Asialics ke-12

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana jumpa pers dalam Pembukaan Konferensi Ilmiah Internasional ASIALICS ke-12 dan Forum IPTEKIN ke-5 2015 di RAY, Selasa (15/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Konferensi Internasional dibidang pembelajaran, inovasi dan studi koevolusi di Asia diadakan di Jogja.

Harianjogja,com, SLEMAN – Daerah Istimewa Yogyakarta untuk pertama kali menjadi tuan rumah Konferensi Ilmiah Internasional “Asian Association of Learning, Innovation, and Co-evolution Studies” (Asialics) ke-12. Acara ini berlangsung mulai 15 September hingga 16 September 2015 di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta (RAY).

Advertisement

Konferensi ini diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menjadi ajang pertemuan tahunan internasional. Pertemuan ini menjaring ilmuwan, praktisi dan pembuat kebijakan untuk menggali dan mengembangkan konsep pembelajaran, inovasi dan studi koevolusi di Asia.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan tujuan utama penyelenggaraan Konferensi Ilmiah Internasional Asialics ke-12 itu mendorong strategi-strategi pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan di Asia. Idenya menyatukan isu-isu yang menarik tentang apa yang terjadi di negara-negara Asia dan industri di dalamnya serta berbagi pengalaman mengenai metodologi, hasil analitis, dan kebijakan tentang inovasi.

“Konferensi ini telah dimulai sejak 2004 sebagai sebuah jaringan informal antara ilmuwan manajemen dan kebijakan inovasi,” kata Iskandar dalam jumpa pwers di RAY, Selasa (15/9/2015).

Advertisement

Dijelaskan, konferensi Asialics memberikan kesempatan besar untuk bertukar ide dan berbagi wawasan berharga antara ilmuwan, praktisi, dan pembuat kebijakan lokal dan internasional tentang pengembangan inovasi. Tahun ini, topik yang diangkat berkaitan dengan “Innovation-Driven Natural Resource Based Industry”.

Ketua Penyelenggara Konferensi Ilmiah Internasional Asialics ke-12, Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam. Namun harus mendorong industri sumber daya alam yang digerakkan oleh inovasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sangat termanfaatkan.

“Mempromosikan industri sumber daya alam yang bergerak melalui inovasi memerlukan berbagai faktor pendukung seperti sistem pengembangan inovasi, mobilitas sumber daya, kerja sama penelitian, sistem insentif, kebijakan dan kewirausahaan,” jelas Siti.

Advertisement

Bersamaan dengan konferensi ilmiah internasional Asialics, LIPI juga menggelar Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptekin) ke-5. Forum ini merupakan ajang pertemuan tahunan nasional bagi para ilmuwan, praktisi, dan pembuat kebijakan iptek dan inovasi di Indonesia.

Konferensi ini diikuti 150 ilmuwan Asia membahas iptek sebagai pendorong pertumbuhan penelitian selama ini. setidaknya ada 45 makalah ilmiah dipresentasikan di ASIALICS. Selain itu masih ada 47 makalah hasil penelitian dipresentasikan di Forum Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (IPTEKIN) ke-5 yang kebetulan dilaksanakan bersamaan.

“Peserta yang hadir, berasal dari latar belakang yang beragam mulai dari pemerintahan, industri atau pihak swasta, akademisi, ilmuwan, hingga masyarakat yang datang dari Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, India, Tiongkok, Filipina, dan Hongkong,” jelas Siti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif