Solo Technopark kembali menggelar pelatihan teknisi pesawat yang diikuti 24 peserta.
Solopos.com, SOLO – Solo Techno Park (STP) kembali mengadakan program Pendidikan dan Pelatihan Teknisi Perawatan Pesawat Terbang atau Basic Structure Aircraft Maintenance Training 2015 mulai Senin (14/9/2014). Diklat untuk Angkatan V tersebut diikuti 24 peserta.
Direktur Utama STP, L. Sumadi, mengemukakan, para peserta diklat tersebut berasal dari masyarakat umum, khususnya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan teknologi dan sekolah menengah atas (SMA) jurusan IPA.
“Syarat pendaftar adalah lulusan sekolah menengah atas jurusan IPA atau sekolah menengah kejuruan jurusan elektro, listrik, mesin, atau otomotif,” ujarnya saat dihubungi, Senin (15/9/2015).
Dia menjelaskan peserta pelatihan akan mengikuti program tersebut selama sembilan bulan, yang terdiri atas enam bulan pelatihan di STP dan tiga bulan di PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia di Jakarta.
Pelatihan dilakukan selama sembilan bulan tersebut setara dengan 1.174 jam pelajaran.
“Diklat berlangsung selama sembilan bulan yang terbagi atas enam bulan pertama diisi dengan teori di STP dengan instruktur dari GMF. Kemudian tiga bulan berikutnya praktik lapangan di fasilitas perawatan pesawat GMF di Cengkareng, Tangerang,” urai dia.
Setelah mengikuti diklat ini para peserta diproyeksikan mampu menjadi tenaga terampil perawatan struktur badan pesawat terbang. Program pelatihan teknisi pesawat di STP, menurut Sumadi, mulai dari pross persiapan hingga realisasi, memerlukan waktu cukup lama.
Program ini dirintis sejak 2007, dan baru bisa direalisasikan 2012, sebab bidang keterampilan ini bersentuhan dengan teknologi tinggi, juga memerlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) cerdas dan tangguh.
Sementara untuk mencetak teknisi perawatan pesawat, relatif cukup sulit. Pelatihan teknisi pesawat di STP tersebut, merupakan kerja sama STP dan PT GMF Aero Asia sebagai salah satu upaya mencetak teknisi, meski masih pada tingkat dasar.
Sedangkan untuk mencetak tenaga ahli, masih diperlukan proses pelatihan lanjut cukup panjang.