Jogja
Selasa, 15 September 2015 - 22:20 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Sudah Dilarang, Petani Nekat Tanam Padi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/dok)

Pertanian Sleman pada musim kemarau diimbau untuk tidak menanam padi, namun sejumlah petani nekat melakukannya

Harianjogja.com, SLEMAN-Petani di beberapa kecamatan berani menanam padi meski sudah memasuki musim kemarau. Pantauan Harian Jogja Senin (14/9/2015), beberapa kecamatan di Sleman wilayah timur banyak yang masih menanam padi. Seperti di Tamanmartani Kalasan, Madurejo Prambanan, Argomulyo Cangkringan, dan Bimomartani Ngemplak.

Advertisement

Di Kecamatan Ngemplak, petani menanam padi karena air yang ada dirasa masih cukup mengairi sawah. “Mumpung masih ada air. Karena kalau ditanam palawija hasilnya sedikit. Apalagi kalau mau ditanam jagung, malah enggak untung nanti,” kata salah satu petani di Desa Bimomartani, Ngemplak, Sukamto, 57, Senin (14/9/2015).

Menurutnya harga jual padi lebih tinggi daripada hasil tanam palawija. Kalaupun tidak laku, hasil padi masih bisa digunakan untuk konsumsi sendiri. Lain dengan jagung, kacang, atau tembakau yang terkadang harganya bisa jatuh sewaktu-waktu.

Kemarau tahun lalu, pihaknya juga menanam padi. Hasilnya tidak maksimal karena pada pertengahan masa tanam, air irigasi mulai macet. “Tahun ini tetap nanam lagi masalahnya bibit sudah terlanjur disemai dan tinggal ditanam ke sawah,” katanya.

Advertisement

Sementara Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Widi Sutikno, mengatakan daerah yang masih memungkinkan ditanami padi saat kemarau berada di Sleman barat. Seperti Godean. “Di Sleman barat sumber airnya masih tersedia sehingga berani kalau ditanami padi,” kata Widi.

Meski demikian ia tidak bisa memaksakan petani di Sleman timur untuk serentak menanam padi. Hal tersebut dikarenakan masih ada kecamatan yang air irigasinya melimpah.

Namun pada musim kemarau seperti ini ketersediaan air tidak bertahan lama. Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah merilis bahwa musim kemarau tahun ini berlangsung lama. Diperkirakan awal Desember nanti baru turun hujan karena dampak El Nino.

Advertisement

Jika petani memaksakan menanam padi namun pada pertengahan musim tanam nanti tidak ada air, tanaman padi tidak tumbuh maksimal dan bahkan bisa mati. Mengingat jenis tanaman ini membutuhkan banyak air.

Widi hanya berpesan agar petani dapat memanfaatkan air secara hemat. “Dilakukan saja tapi budidaya pengelolaan airnya harus hemat. Silakan digilir dengan petani lainnya,” pungkas Widi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif