Jogja
Selasa, 15 September 2015 - 23:20 WIB

KEKERINGAN KULONPROGO : Jangan Hanya Bantu Air, Warga Juga Butuh Pipa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, menerima bantuan air bersih dari PD BPR Bank Pasar Kulonprogo, Senin (14/9/2015)./ Harian Jogja-Rima Sekarani

Kekeringan Kulonprogo menyebabkan warga butuh bantuan air, namun tidak hanya dropping air. Mereka juga butuh pipa untuk jaringan air

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bantuan dari kalangan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengatasi kekeringan diharapkan tidak sebatas dropping air bersih. Pemberian bantuan dengan nilai dan fungsi jangka panjang juga disarankan untuk dipertimbangkan.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Untung Waluyo mengungkapkannya pada kegiatan penyerahan bantuan air bersih oleh PD BPR Bank Pasar Kulonprogo di Balai Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Senin (14/9/2015).

Dia mengatakan, setidaknya ada 118 titik rawan kekeringan di wilayah Kulonprogo. Masyarakat di sana memang perlu bantuan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih, minimal 15 liter per hari.

Untung mengapresiasi perhatian dari berbagai lembaga non pemerintah dan perusahaan swasta yang selama ini aktif memberikan bantuan air bersih. BPBD Kulonprogo terus berupaya agar bantuan bisa disalurkan secara tepat sasaran. Meski demikian, Untung berharap kegiatan dropping air bisa dikurangi secara bertahap.

Advertisement

Masyarakat di wilayah rawan kekeringan butuh solusi jangka panjang. Misalnya melalui optimalisasi potensi sumber mata air setempat dengan pengembangan pipa model sederhana agar bisa disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Harapan saya tahun depan CSR mempertimbangan bantuan dalam bentuk perpipaan. Kami yakin ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan, termasuk di Kalirejo ini,” kata Untung.

Kebutuhan mendesak lainnya bagi masyarakat di wilayah rawan kekeringan adalah ketersediaan penampungan air. Menurut Untung, akan lebih efisien jika bantuan air bersih yang diterima masyarakat ditampung terlebih dahulu dan bisa diambil sewaktu-waktu. Semakin banyak jumlah penampungan air juga dinilai semakin baik.

Advertisement

“Perlu pencerahan agar masyarakat yang paling dekat penampungan air tidak menang sendiri dengan ambil bagian laling banyak,” imbuh Untung.

Direktur Utama PD BPR Bank Pasar Kulonprogo, Joko Purnomo menyambut baik saran yang disampaikan Untung. Dia sepakat jika bantuan dengan nilai dan fungsi jangka panjang akan lebih bermanfaat untuk masyarakat. “Akan kami pertimbangkan untuk dianggarkan tahun depan. Hari ini kami salurkan bantuan air bersih senilai Rp15 juta dulu,” kata Joko.

Sementara itu, Kepala Desa Kalirejo, Lana mengungkapkan telah menerima informasi jika ada sumber mata air di Dusun Plampang I yang bisa dimanfaatkan melalui pembuatan sumur bor. Jika terealisasi, air yang ditarik dari sana diperkirakan bisa disalurkan untuk warga Dusun Plampang I, Plampang II, Sagon I, dan Sagon II.

Dia lalu berharap akan ada bantuan dana dari pemerintah maupun swasta. “Nanti teknisnya bagaimana. Apakah harus menggunakan proposal atau seperti apa,” ujar Lana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif