News
Selasa, 15 September 2015 - 00:40 WIB

HARGA ELPIJI TURUN : DO Agen Di Solo Tetap

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Harga elpiji 12 kg turun, delivery order (DO) di sejumlah agen di Soloraya tetap.

Solopos.com, SOLO–Agen elpiji 12 kilogram (kg) tak mengurangi jumlah delivery order (DO) meski Pertamina berencana menurunkan harga pada Rabu (16/9/2015). Hal ini karena belum ada pemberitahuan secara resmi.

Advertisement

Agen elpji 12 kg Sumber Wareh Prabowo, Tien Suprapto, mengaku mengetahui rencana penurunan harga elpiji 12 kg dari media massa. Dia pun mengatakan tidak berani berspekulasi dengan mengurangi DO sehingga jumlah pemesanan tabung masih tetap sama. Hal ini untuk menjaga supaya tidak terjadi kekosongan elpiji.

“Kalau memang harga elpiji 12 kg turun itu merupakan risiko usaha sehingga DO dan distribusi seperti biasa, tidak akan ada pengurangan. Kami juga tidak bisa ambil risiko kalau DO dikurangi tapi ternyata penurunan harga diundur atau dibatalkan, nanti di lapangan malah tidak ada pasokan,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Elpiji 12 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya ini kepada Solopos.com, Senin (14/9/2015).

Terkait rencana Pertamina menghadirkan elpiji 5,5 kg supaya masyarakat menengah atas, Tien mengaku belum bisa memprediksi karena belum mengetahui arah dari peluncuran produk baru tersebut. Selain itu, harga juga belum ditentukan sehingga sulit diprediksi apakah akan berpengaruh terhadap konsumen elpiji 12 kg dan elpiji 3 kg.

Advertisement

Perwakilan External Relation PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng DIY, Reno Fridaryanto, mengungkapkan belum ada pemberitahuan dari kantor pusat terkait rencana penurunan harga tersebut. Menurut dia, hingga saat ini penjualan elpiji 12 kg masih normal.

Reno mengatakan rata-rata penjualan elpiji 12 kg adalah 5.400 MT per bulan.

“Rencana penjualan elpiji 5,5 kg belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari kantor pusat karena di Jakarta juga belum diluncurkan. Tapi kemungkinan akan seperti pertalite yang dilakukan menyusul dan bertahap di masing-masing daerah,” ujar Reno.

Advertisement

Sementara itu, Pengurus Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, menilai rencana peluncuran elpiji 5,5 kg tidak akan berpengaruh banyak dalam membendung masyarakat menengah atas untuk membeli gas melon karena sulit dikontrol. Menurut dia, sebelum program konversi gas diberlakukan, pemerintah sudah menyediakan perangkat berupa peraturan yang mengikat. Dia menilai peraturan yang mengikat dapat membendung atau mengendalikan masyarakat menengah atas supaya tidak membeli elpiji 3 kg.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif