Pilkada serentak, PGRI Jateng meminta guru tidak aktif berkampanye salah satu calon.
Solopos.com, KARANGANYAR–Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah (Jateng) bersikap netral dalam agenda pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 18 kabupaten/kota di Jateng 2015.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Widadi, saat ditemui wartawan di sela kegiatan koordinasi ke 13 DPD Muhammadiyah Karanganyar, Minggu (13/9/2015). Dia meminta sikap tersebut dipegang teguh para guru yang menjadi anggota PGRI.
Para guru, menurut dia, tidak boleh terlibat kampanye salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati. Tapi dia mengakui para guru tetap mempunyai hak untuk memilih.
“Gunakan hak pilih, tapi jangan masuk ke ranah politik praktis pilkada,” tutur dia.
Menurut Widadi kewajiban pegawai negeri sipil (PNS) untuk bersikap netral sudah diatur undang-undang (UU). Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut bisa berimplikasi hukum. Potensi untuk menarik kalangan guru ke politik praktis diakui cukup besar.
Alasannya, cukup banyaknya kalangan guru atau tenaga pengajar di Jateng. Potensi tersebut pasti disadari betul oleh para paslon bupati dan wabup.
“Potensi guru sangat besar. Bisa jadi ada kekuatan yang ingin menarik guru ke politik praktis,” kata dia.
Untuk meminimalisasi adanya guru yang terlibat politik praktis, menurut Widadi, PGRI Jateng akan melakukan pengawasan. “Pengawasan penting, disamping kesadaran hukum para guru. Kami akan awasi agar para guru tidak terlibat aktif kampanye,” imbuh dia.