News
Senin, 14 September 2015 - 14:20 WIB

KULIAH UMUM : Rhenald Kasali Ajarkan Mental Sopir Bukan Penumpang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rhenald Kasali saat mengisi kuliah perdana di Kampus 1 UTY, Rabu (9/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Kuliah umum untuk mahasiswa baru di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menghadirkan pembicara Rhenald Kasali

Harianjogja.com, SLEMAN – Perekonomian Indonesia sedang di titik terendah adalah konsekuensi sebagai “bangsa pembeli”. Tiongkok dengan cadangan devisa terbesar di dunia dan mulai mendominasi ekonomi dunia, melakukan devaluasi agar produk mereka lebih murah. Inilah kelebihan sebagai “bangsa penjual”.

Advertisement

Hal ini disampaikan Prof. Rhenald Kasali, di depan 3.040 mahasiswa baru UTY, Rabu (9/9/2015) di Kampus 1- UTY. Renaldi menambahkan Negara penjual kini mampu mengendalikan harga, dengan kata lain betapa nyamannya pedagang yang dapat berperan sebagai driver atau sopir yang mengendalikan kendaraan dibanding penumpang atau passenger yang hanya bisa pasrah.

“Yang dapat menjadikan bangsa ini ‘Driver’ itu harus meyakinkan bahwa setiap orang pasti pernah menghadapi hambatan. Masalahnya adalah cara pandang menghadapi hambatan tersebut. Hal terbaik adalah cara pandang entrepreneur, yakni memandang hambatan sebagai sebuah peluang,” jelas Rhenaldi.

Motivator ini juga meyakinkan mahasiswa UTY agar bisa seperti elang yang memiliki ketajaman penglihatan jauh ke depan, memiliki keberanian dan kepakan sayap yang kuat untuk terbang tinggi mengarungi dunia yang luas.

Advertisement

“Jangan jadi generasi burung dara yang lemah, manja dan tidak mandiri. Saya sudah melihat banyak orang memiliki ketangguhan mental meskipun dia berkekurangan fisik. Namun lebih banyak orang berfisik sempurna tapi mudah frustasi karena mental yang lemah,” jelas Rhenaldi.

Dia juga memutar satu video tentang gadis Jepang yang tidak memiliki kaki dan tangan bisa merilis album dan sukses dipasaran. Sebaliknya ada seorang laki-laki tanpa cacat tubuh, lulusan Magister perguruan tinggi terkemuka IPK 3,4 ingin bunuh diri karena selalu gagal memperoleh pekerjaan.

Maka dibutuhkan mental driver untuk menjalankan kendaraan dan penumpang. Tentu saja fit secara fisik dan mental untuk mengedarai kendaraan agar sampai tujuan dengan selamat. Sedangkan penumpang boleh mengantuk bahkan tidur dan tidak perlu tahu jalan.

Advertisement

“Jangan jadi orang yang memiliki mental penumpang ingin selalu tanya, protes, menuntut orang lain [sopir] dan ketergantungan. Jadilah driver atau sopir untuk mengendalikan penumpang anda,” jelas Rhenaldi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif