Jogja
Senin, 14 September 2015 - 19:20 WIB

HOTEL DI JOGJA : Pendapatan Pajak Tak Tercapai, Diduga karena Persaingan Hotel Semakin Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Hotel di Jogja semakin ketat bersaing, diduga menyebabkan pendapatan pajak hotel menjadi tidak tercapai

Harianjogja.com, JOGJA-Ketatnya persaingan hotel di Jogja diklaim menjadi salah satu penyebab penurunan target pajak daerah hotel dalam rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2015.

Advertisement

Informasi yang dihimpun dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Jogja, target pajak daerah dalam APBD murni sebesar Rp88 miliar, namun dalam APBDP direncanakan turun menjadi Rp84,5 miliar.

Kepala Bidang Pajak Daerah DPDPK Jogja Tugiarta menyebutkan sampai dengan Agustus, realisasi pendapatan dari hotel baru tercapai 64% padahal berdasarkan pendekatan flat seharusnya pada bulan itu sudah mencapai 66,7%. “Realisasinya sampai Agustus sebesar Rp56,6 miliar,” ujarnya baru-baru ini.

Ia tidak menampik ada kemungkinan ketatnya persaingan hotel menyebabkan pajak yang dibayarkan tidak maksimal. Kendati demikian, Tugiarta juga menjelaskan, target yang ditetapkan di awal selalu dilebihkan atau over estimate, dan dapat disesuaikan kembali saat penyusunan anggaran perubahan.

Advertisement

Sebenarnya, kata dia, jika dibandingkan dengan pendapatan pada tahun-tahun sebelumnya, justru pendapatan pajak dari hotel selalu mengalami peningkatan. Dicontohkannya, pada 2012 rata-rata pajak yang terkumpul per bulan sekitar Rp4,6 miliar, namun pajak hotel yang terkumpul pada tahun ini sampai dengan Agustus sudah mencapai Rp7 miliar per bulan.

“Dengan penyesuaian, kami optimistis target bisa tercapai,” ucapnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jogja Rifki Listianto dalam menetapkan target seharusnya melihat potensi sehingga revisi yang dilakukan tidak signifikan atau tanpa perubahan sama sekali. Diungkapkannya, revisi APBD merupakan persoalan klasik yang berlangsung dari tahun ke tahun karena lemahnya perencanaan.

Advertisement

“Kalau tidak ada perubahan menandakan tim anggaran bagus dalam perencanaan,” kata Rifki.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif