SOLOPOS.COM - Rektor Universitas Terbuka (UT), Tien Belawati (kiri), didampingi Pembatu Rektor II UT, Dra Dewi A Padmo MA PhD, beserta rombongan berbincang denga awak redaksi Solopos saat berkunjung ke Griya Solopos, Minggu (14/9/2015). JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha
Program Universitas Terbuka (UT) juga diberikan kepada masyarakat umum. Salah satunya Program Sertifikat Terbuka Online (MOOCs) untuk memperoleh pengalaman pembelajaran online.
Solopos.com, SOLO- Universitas Terbuka (UT) masih membuka kesempatan bagi masyarakat dari semua kalangan untuk mengikuti kursus terbuka online gratis bersertifikat melalui metode belajar e-learning, Massive Open Online Courses (MOOCs). Pendaftaran baru masih dibuka hingga 30 September ini.
Rektor UT Tian Belawati mengatakan untuk mengikuti kursus online ini, masyarakat tidak perlu membayar dan menjadi mahasiswa UT terlebih dulu untuk belajar.
“Waktu belajar selama dua bulan dan setelah itu diberikan sertifikat,” ujar Tian saat bersama jajarannya, berkunjung ke Griya Solopos, Minggu (13/9/2015).
“Waktu belajar selama dua bulan dan setelah itu diberikan sertifikat,” ujar Tian saat bersama jajarannya, berkunjung ke Griya Solopos, Minggu (13/9/2015).
Kedatangan Rektor UT Tian Belawati dan jajarannya ke Solopos salah satunya terkait dengan sosialisasi akan diresmikannya gedung baru Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ ) UT Solo di Jateng, Karanganyar, Senin (14/9/2015). Gedung baru UT ini akan diresmikan oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
Lebih lanjut Tian memaparkan bahwa program kursus gratis tersebut, UT menawarkan lima mata kuliah terbuka online antara lain public speaking, manajemen pemasaran, pendidikan jarak jauh, aneka pengolahan pangan dan english for children.
Berbagai terobosan teknologi dalam dunia pendidikan ini diharapkan semakin mendukung metode pengajaran virtual yang dikembangkan UT.
Dia menyebutkan, saat ini jumlah mahasiswa UT se-Indonesia tercatat ada sekitar 450.000 orang yang mengambil mata kuliah dari jumlah seluruhnya sekitar 550.000 orang yang aktif. Namun jika dihitung total yang terdaftar ada sekitar 2 juta.
“Kalau mahasiswa aktif saat ini, artinya, yang mengambil mata kuliah ada sekitar 450.000 orang, dari 550.000 orang yang aktif. Tapi kalau semua, termasuk yang mengambil cuti, jumlahnya mencapai 2 juta orang,” tegasnya.
Tian mengakui perkembangan dan inovasi teknologi internet sangat mendukung perkembangan sistem perkuliahan yang diterapkan oleh UT.
Jumlah mahasiswa yang memanfaatkan metode kuliah dengan belajar jarak jauh dengan online semakin meningkat, walaupun diakuinya, tidak sedikit mahasiswa yang sampai saat ini juga masih memilih metode tatap muka.
Dari sisi usia, Tian mengakui saat ini mahasiswa yang berasal dari lulusan jenjang sekolah menengah atas (SMA) sederajat semakin banyak jumlahnya.
“Jadi sekarang ini trend untuk fresh graduated dari jenjang SMA langsung kuliah di UT juga banyak, bukan hanya dari yang sudah bekerja saja,” tambahnya.
Selama ini, lanjutnya, UT menjadi satu perguruan tinggi negeri yang semakin dipilih salah satunya karena pembelajaran yang bisa ditempuh sambil bekerja, lantaran mahasiswa UT sebagian waktu belajarnya bisa mengaturnya secara mandiri.
Kelebihan UT dibandingkan universitas seperti biasa di antaranya tidak ada pembatasan waktu penyelesaian studi, tidak ada sistem drop out, dan fleksibilitas dalam hal pembelajaran, baik ruang, waktu, dan tempat belajar di mana pun mahasiswa tinggal.
Sebab untuk melayani mahasiswa di berbagai daerah, UT memiliki unit program belajar jarak jauh (UPBJJ) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. “Kami punya 39 kantoru UPBJJ di Indonesia untuk mendekatkan pelayanan UT ke masyarakat,” tandasnya. (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)