Jogja
Minggu, 13 September 2015 - 20:20 WIB

GELOMBANG TINGGI : Sebulan Nelayan di Bantul Tak Melaut

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dermaga tambat perahu (kiri) yang kini tak dimanfaatkan oleh nelayan Pantai Samas sebagai dermaga wisata air laguna. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Gelombang tinggi membuat nelayan enggan melaut.

Harianjogja.com, BANTUL – Gelombang tinggi di Pantai Samas, Desa Srigading, Kabupaten Bantul mengakibatkan nelayan setempat tak melaut selama sebulan terakhir.

Advertisement

“Sudah hampir sebulan ini ombak pantai terus besar, anginnya juga kenceng, ditambah ikannya juga sepi, sehingga semua nelayan memilih tidak melaut,” kata anggota kelompok nelayan Mino Samudro Pantai Samas, Ipeh di Bantul, Minggu (13/9/2015).

Menurut dia, sebagian besar nelayan pantai tersebut tidak mau mengambil risiko jika memaksakan melaut, karena dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat ini bisa mengancam jiwa dan keselamatan nelayan.

Ia mengatakan, karena para nelayan tidak melaut, mengakibatkan suasana di pantai dan di tempat pelelangan ikan (TPI) Pantai Samas terpantau sepi karena tidak terlihat aktivitas sedikitpun dari para nelayan setempat.

Advertisement

Menurut dia, memang sepekan lalu ada dua sampai tiga perahu yang nekat untuk turun melaut, namun hasilnya justru mengecewakan, karena dari beberapa perahu yang turun melaut tidak satupun perahu yang mendapat untung dari hasil tangkapannya.

“Beberapa hari lalu, ada perahu yang turun (melaut), akan tetapi hanya dapat sedikit, cuma menjual Rp70.000, kalau dibanding dengan biaya operasional sekali melaut Rp150.000, nelayan rugi,” kata dia.

Karena kondisi musim paceklik ikan ini, membuat sejumlah nelayan pantai memilih beralih pekerjaan yakni menggarap sawah, sedangkan bagi nelayan yang tidak mempunyai lahan pertanian terpaksa mencari ikan di sungai dan laguna.

Advertisement

Sementara itu, salah satu pengurus kelompok nelayan Mino Samudro, Mugari mengatakan, sudah sekitar satu bulan ini tidak melaut, sehingga dirinya memilih menggarap sawah yang sedang ditanami cabai dan bawang merah serta sayuran.

“Kalau perkiraannya kondisi cuaca akan kembali membaik pada Oktober nanti, karena kalau sudah masuk mongso ikan (musim ikan) mungkin kondisi ombak sudah mulai normal lagi,” kata Mugari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif