News
Sabtu, 12 September 2015 - 18:40 WIB

MUSIBAH DI MASJIDIL HARAM : Ini Pengakuan Jemaah Asal Embarkasi Solo yang Dihantam Reruntuhan Masjid

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto crane yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. (Istimewa/Youtube)

Musibah di Masjidil Haram akibat crane ambruk dialami jemaah asal Embarkasi Solo.

Solopos.com, SOLO — Musibah di Masjidil Haram, Mekah, yang disebabkan hantaman crane terhadap lantai tiga kompleks bangunan tersebut, Jumat (11/9/2015), terjadi secara tiba-tiba. Diawali suara gemuruh, reruntuhan bangunan berhamburan ke tempat para jemaah yang sedang beribadah.

Advertisement

Salah satu korban luka ringan dari Embarkasi Donohudan (Embarkasi Solo), Endang Kaswinarni, kepada Solopos.com mengatakan dia sedang melaksanakan salat magrib saat crane itu menghantam lantai 3 Masjidil Haram. Reruntuhan masjid yang berhamburan dihantam crane itu mengenai kepala dan kaki perempuan asal Kabupaten Pemalang itu.

“Tiba-tiba ada suara gemuruh dan tahu-tahu kepala dan kaki saya sudah terluka. Sempat muntah sebelum dilarikan petugas ke rumah sakit,” ujar jamaah yang tergabung di kloter 46 tersebut lewat pesan singkatnya, Sabtu (12/9/2015).

Advertisement

“Tiba-tiba ada suara gemuruh dan tahu-tahu kepala dan kaki saya sudah terluka. Sempat muntah sebelum dilarikan petugas ke rumah sakit,” ujar jamaah yang tergabung di kloter 46 tersebut lewat pesan singkatnya, Sabtu (12/9/2015).

Setelah mendapatkan perawatan dari Rumah Sakit Arab Saudi (RAS), dia diperbolehkan pulang. Endang bersama sejumlah korban luka ringan lainnya didata dan kemudian diantar kembali menuju pemondokan masing-masing, Sabtu siang waktu Arab Saudi (WAS).

Pengalaman berbeda dialami seorang jamaah haji yang berasal dari salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Aisyah Bantul. Jemaah bernama Umi Daliyah itu menjadi satu dari 35 korban jamaah haji lainnya yang menjadi korban.

Advertisement

Dituturkan oleh Humas Kementrian Agama (Kemenag) Bantul Ponijo Ibnu Harto, kondisi jamaah yang berangkat ke tanah suci melalui kelompok terbang (kloter) 24 itu kini masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). “Kondisinya tidak parah,” kata Ponijo saat dihubungi Harian Jogja, Jumat (11/9/2015) malam waktu setempat.

Ponijo menambahkan, jamaah haji itu sebenarnya bukan warga Bantul, melainkan warga RT 01 Jogotirto, Berbah, Sleman, yang mutasi ke PDIH Aisyah Bantul. Diakuinya, kondisi korban kini sudah semakin membaik.

Saat kejadian, korban memang tidak secara langsung tertimpa runtuhan. Namun lantaran berada di tengah ribuan jemaah haji lainnya yang tengah panik, korban pun terjatuh dan terinjak-injak. “Itulah sebabnya, korban mengalami cedera pada kakinya,” kabarnya.

Advertisement

Selain itu, masih ada 6 orang lain yang dirawat intensif di BPHI Mekkah. Sementara korban lainnya tersebar di beberapa titik, seperti RSAS Annoor dan Klinik Sektor 4 Mekkah. “Ada dua orang yang meninggal dunia. Masing-masing MES 09 dan JKS 23,” imbuhnya.

Seperti diketahui, crane yang dipakai pemerintah Saudi Arabia untuk merenovasi Masjidil Haram, Jumat sore waktu setempat roboh akibat terpaan angin kencang. Akibatnya, crane yang diklaim terbesar kedua di dunia itu pun menimpa ribuan jamaah haji yang ada di bawahnya.

Diakui Ponijo, beberapa hari terakhir, cuaca di Saudi Arabia memang tengah tak menentu. Panas terik di siang dan pagi hari, bisa mendadak berubah menjadi mendung gelap dan berangin kencang di sore harinya. “Bahkan saat kejadian itu, malah hujan es,” akunya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif