Kolom
Jumat, 11 September 2015 - 07:00 WIB

TENTANG ISLAM : Hukum Ayat-Ayat Alquran untuk Obat

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi membaca Alquran. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Dewasa ini, pengobatan penyakit bisa melalui pelbagai cara. Salah satunya adalah pengobatan alternatif.

Advertisement

Tak jarang, pengobatan alternatif ini menggunakan ayat-ayat suci Alquran sebagai bacaan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Bagaimana sebenarnya hukum penggunaan ayat Alquran dalam pengobatan ini? Simak Tentang Islam kali ini, Kamis (10/9/2015), yang pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (14/3/2014).

Pertanyaan

Advertisement

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ustaz Amir yang terhormat, saya santri dan mengerjakan salat sejak kecil, akan tetapi belum pernah sekolah di madrasah atau mondok di pesantren.

Bapak saya santri dan mengerjakan salat sejak kecil. Namun, keluarga saya pada umumnya belum banyak mengerti tentang hukum Islam yang sebenarnya. Pokoknya Islam tradisional. Hanya manut apa perintah dan kata kiai di desa saya.

Advertisement

Oleh kiai tersebut, ayah saya diminta setiap malam Jumat harus membaca surat Yasin minimal tiga kali. Membaca wirid, istigfar, doa, tahlil sebanyak mungkin.

Setelah pulang, ayah saya diberi air putih sebotol, dan di dalam air tersebut ada tulisan ayat Alquran dan sudah dibacakan doa oleh kiai tersebut.

Pertanyaan saya Pak Ustaz, bagaimana hukumnya berobat dengan menggunakan tulisan ayat-ayat Alquran yang direndam dalam air yang dimasukkan dalam botol?

Advertisement

Ada anggota jemaah pengajian di Masjid Istiqomah Ungaran yang membawa air di dalam botol bekas kemasan air dalam kemasan dan digantungkan di mimbar tempat kiai sedang berceramah dan berdoa.

Setelah itu air tersebut diminum anaknya yang masih sekolah. Konon, dia punya keyakinan insya Allah anak tersebut mudah menghafal pelajaran, dan cerdas.

Dua hal tersebut di atas, apa ada dalilnya dan apa ada tuntunannya? Berhubung saya masih awam, tolong Ustaz tuliskan dalilnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Asrori bin Achmad, Suruh, Salatiga]

Advertisement

Ustaz Menjawab

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara Asrori Bin Achmad yang dirahmati Allah, Nabi Muhammad SAW bersabda: Aku tinggalkan dua perkara dan apabila manusia berpedoman kepada perkara tersebut dijamin bahagia dan tidak tersesat selama-lamanya, yaitu kitabullah Alquran dan Sunah Nabinya (H.R. Malik).

Alquran diturunkan Allah ke muka bumi melalui malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan serta dijadikan way of life atau pedoman hidup.

Dan apabila ada orang menggunakan ayat-ayat Alquran sebagai obat dari suatu penyakit dengan cara direndam dalam air dan dimasukkan ke dalam botol, lalu diminum sebagai obat agar penyakitnya sembuh, hal demikian tidak ada tuntunannya (tidak ada dasar hukumnya).

Silakan Pak Asrori bertanya kepada orang (kiai) yang mengajarkan hal demikian. Mungkin beliau sudah tahu dalilnya. Demikian juga ada orang yang membawa sebotol air dan digantungkan dekat mimbar tempat kiai/ulama sedang berpidato/khotbah, lalu dibawa pulang untuk diminum anaknya agar cepat pintar, cerdas, hal demikian juga belum pernah saya temukan dalilnya.

Bahkan, menurut pendapat saya, hal demikian menjurus ke arah perbuatan syirik. Apabila ada saudara kita yang sedang sakit, segeralah berobat kepada dokter agar diberi obat sesuai dengan sakit yang diderita.

Dan apabila anaknya ingin pintar dan cerdas, harus dimasukkan ke pondok pesantren atau disekolahkan ke madrasah dan dilengkapi buku-bukunya dan dibimbing oleh guru atau ustaz-ustaznya, insya Allah anak akan menjadi pandai.

Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang pergi ke dukun, paranormal, dan menanyakan sesuatu dan dia percaya apa yang dikatakan dukun tersebut maka selama 40 hari salatnya tidak mendapat pahala (tertolak).

Saran Ustaz, mari kita mengaji secara benar kepada siapa pun yang mempunyai keahlian dalam bidangnya yaitu yang menguasai Alquran dan Assunah, sebab ajaran Islam hanya Alquran dan Assunah. Dan itulah satu-satunya pedoman hidup kita.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif