Jogja
Jumat, 11 September 2015 - 07:20 WIB

KEBAKARAN KULONPROGO : Nenek Bakar Sampah Tewas Terpanggang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengerumuni lokasi tewasnya seorang nenek di Dusun Pergiwatu, Desa Srikayangan, Sentolo, Kamis (10/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Kebakaran Kulonprogo menelan satu korban tewas.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Seorang nenek tewas terbakar usai membakar sampah di kebun Jati yang tidak jauh dari rumahnya, Kamis (10/9/2015). Ponem Joyowinoto, 85, diduga terjebak kobaran api yang membakar dedaunan kering yang ada di areal tersebut.

Advertisement

Jasad warga RT 33 RW 17 Dusun Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan, Sentolo itu pertama kali diketahui tetangganya, Sugeng, 40 dan Slamet Wahyudi, 45. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Ketika itu, Sugeng curiga dengan adanya api yang menjalar dan nyaris membakar rumahnya. Saat berusaha memadamkan api, tiba-tiba dia menemukan Ponem, tetangganya sudah tergeletak dan terbakar.

“Saksi [Sugeng] saat ini masih syok karena saat kejadian mengetahui korban sudah tewas terbakar. Saat menemukannya, api di sekitar korban sudah mulai padam, hanya saja api yang membakar stagen [sabuk kain] korban yang masih menyala,” ujar Kapolsek Sentolo Kompol Slamet.

Slamet mengatakan, hasil pemeriksaan tim identifikasi dan petugas medis Puskesmas Sentolo, luka bakar yang dialami korban hingga 90%. Berdasarkan keterangan saksi dan olah tempat kejadian, peristiwa itu murni kecelakaan. Pasalnya, korban kemungkinan membakar sampah, namun karena adanya angin yang cukup kencang, api menjalar dan membakar daun-daun jati kering yang ada di areal tersebut.

Advertisement

“Kemungkinan korban tidak bisa menyelamatkan diri karena sudah terkepung api,” imbuh Slamet.

Akibat kejadian tersebut, warga setempat hingga beberapa dari desa tetangga berdatangan dan mengerumun di lokasi kejadian. Menurut Dwijo, 67, korban sehari-hari sering bersih-bersih pekarangan, termasuk membakar sampah. Sedangkan, saat kejadian empat anaknya bekerja di ladang.

“Saat mendengar ibu mereka tewas terbakar, mereka [anak-anak korban] langsung pingsan. Bahkan, saksi yang pertama kali melihat tadi juga masih syok,” imbuh Dwijo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif