Jogja
Jumat, 11 September 2015 - 00:20 WIB

HEWAN KURBAN : Sapi TPA Piyungan Dicurigai Mengandung Logam Berat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hewan kurban diimbau tidak menggunakan sapi yang diumbar di TPA Piyungan

Harianjogja.com, BANTUL- Pemerintah melarang sapi di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Piyungan digunakan sebagai hewan kurban. Ratusan sapi di tempat ini dicurigai mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.

Advertisement

“Kami tidak merekomendasikan sapi di TPA Piyungan untuk hewan kurban,” tegas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul Partogi Dame Pakpahan, Rabu (9/9/2015).

Pasalnya kata dia, tidak ada jaminan ratusan sapi di TPA bebas mengonsumsi logam berat.

Setiap hari, ratusan ekor sapi di wilayah ini mencari pakan di gundukan sampah. Padahal antara sampah organik dan anorganik yang mengandung logam berat dan limbah beracun bercampur jadi satu di TPA.

Advertisement

Logam berat tersebut antara lain plumbum, arsenik, merkuri, dan kadmium yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang memakan sapi mengandung logam. “Limbah B3 [bahan beracun berbahaya] misalnya plastik hitam. Kami tidak menjamin sapi tidak memakan limbah B3,” jelasnya lagi.

Kendati demikian, pencegahan beredarnya sapi di TPA untuk hewan kurban belum dapat dilakukan maksimal. Menurut Partogi, sulit membedakan antara sapi pemakan logam dan limbah B3 dengan sapi sehat lainnya. Deteksi adanya limbah beracun dan logam hanya dapat dilakukan dengan uji laboratorium yang memakan waktu lama dan biaya besar.

“Dari visual mungkin sapi di sana tampak sehat, tubuhnya mengkilat. Jadi sulit membedakan sapi yang sehat dan layak konsumsi dengan sapi yang tidak layak,” lanjutnya.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Dispertahut, Witanta menyatakan, pemerintah sejauh ini hanya dapat memantau ada tidaknya pergerakan sapi dari TPA ke luar wilayah itu yang diduga kuat dijual untuk kebutuhan kurban. “Sejauh ini belum ada pergerakan sapi di TPA ke luar, artinya masih aman,” jelas Witanta.

Di sisi lain, ia mengklaim para peternak sapi di TPA sudah profesional. Mereka mulai mencarikan sapinya pakan organik ketimbang anorganik yang mengandum zat berbahaya. Di TPA, diperkirakan terdapat 100-200 ekor sapi yang berkeliaran memakan sampah. Ratusan ekor sapi tersebut selama ini diedarkan di Bantul maupun ke luar daerah.

Pemerintah menurut Witanta hanya menyosialisasikan ke masyarakat agar jeli saat membeli hewan kurban, apakah berasal dari TPA atau tidak.

Sementara itu, untuk kebutuhan sapi kurban, pemerintah mengklaim pasokan mencukupi. Data sementara populasi sapi di Bantul diklaim mencapai 53.593 ekor. Sebanyak 12.596 ekor diantaranya merupakan pejantan yang boleh disembelih untuk kurban.

Advertisement
Kata Kunci : Hewan Kurban TPA PIYUNGAN
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif