News
Rabu, 9 September 2015 - 23:45 WIB

Lintasi Mediterania, 850.000 Pengungsi Menuju Eropa

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kapal migran (www.independent.co.uk)

Pengungsi yang mencari perlindungan ke Eropa mencapai 850.000 orang.

Solopos.com, JENEWA – PBB memperkirakan 850.000 pengungsi bakal melintasi Mediterania untuk mencari perlindungan Eropa dalam dua tahun ini.

Advertisement

Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyerukan kebijakan suaka yang lebih terpadu dengan angka pertumbuhan.

“Pada 2015, UNHCR mengantisipasi sekitar 400.000 pendatang baru akan mencari perlindungan internasional di Eropa melalui Mediterania.  Sementara pada 2016 jumlah itu bisa mencapai 450.000 orang atau lebih,” katanya UNHCR dalam sebuah dokumen seperti dilansir Reuters, Rabu (9/9/2015).

Juru Bicara UNHCR, William Spindler, mengungkapkan prediksi untuk tahun ini mendekati kenyataan. Sebanyak 366.000 orang telah menyeberangi Mediternia. Jumlah total kemungkinan bakal dipengaruhi oleh datangnya musim dingin. Menempuh jalur laut pun akan lebih berbahaya pada saat itu.

Advertisement

Sementara sejauh ini aliran pengungsi tak melambat dengan melebarnya pintu-pintu penampungan di  berbagai  negara. Tercatat  pada Senin (7/9/2015) sebanyak 7.000 pengungsi asal Suriah tiba di Macedonia sementara 30.000 lainnya berada di pulau-pulau Yunani. Banyak dari mereka yang tiba di Yunani, kemudian melakukan perjalanan melalui Balkan ke Hongaria dan selanjutnya ke Jerman.

Jerman yang tengah melakukan penangangan atas membanjirnya pengungsi di wilayahnya, menyerukan  negara-negara lain agar menampung lebih banyak migran. Komisi Eropa menyusun kuota baru dalam pendistribusian 160.000 pencari suaka yang berada di Italia, Yunani dan Hungaria ke sejumlah negara. Badan esksekutif Uni Eropa diprediksi akan memaparkan rencana itu pekan ini.

Pada satu sisi, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, kemarin menyatakan pihaknya akan menerima 12.000 pengungsi dari Suriah. Australia juga bakal memperluas serangan udara terhadap gerilyawan  Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif