News
Sabtu, 5 September 2015 - 15:45 WIB

PILPRES AS : Ikut Kampanye Donald Trump, Ketua DPR Dituntut Minta Maaf

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Donald Trump memperkenalkan Setya Novanto. (Istimewa/Youtube)

Pilpres AS yang bakal berlangsung tak lama lagi memunculkan nama Donald Trump sebagai salah satu capres.

Solopos.com, NEW YORK — Kemunculan Fadli Zon dan Setya Novianto di video kampanye calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat heboh media sosial.

Advertisement

Dalam berbagai video kampanye yang dilansir media-media di AS, terlihat Ketua DPR Setya Novanto dan wakil ketua DPR Fadli Zon di jajaran belakang. Setya dan Fadli sama-sama mengenakan setelan jas dan berdiri tak jauh dari podium Trump. Setya bahkan tepat di belakang, sementara Fadli di belakang seorang wanita memakai baju hitam yang membawa banner bertuliskan “Trump”.

Video itu diupload pada Rabu (3/9/2015) saat Trump menggelar jumpa pers di New York. Saat itu, Trump menyatakan dirinya menandatangani perjanjian untuk menyatakan dukungan bagi calon presiden dari Partai Republik. Artinya, dia siap mendukung calon siapa pun calon partainya dan tidak akan maju sebagai kandidat dari jalur lain.

Kehadiran delegasi DPR itu terus menuai kecaman. Novanto cs pun didesak untuk minta maaf karena dianggap sudah mempermalukan rakyat Indonesia.

Advertisement

“Rombongan Setya Novanto dan Fadli Zon, secara sadar bagi saya telah mempermalukan 250 juta rakyat Indonesia, dengan hadir di acara Donald tersebut,” kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangannya, Sabtu (5/9/2015), seperti dikutip Solopos.com dari Detik.

Dahnil mengkritik Novanto cs yang ke Amerika Serikat sebagai pejabat negara, namun dianggap sudah dimanfaatkan Trump sebagai alat kampanye. Dalam jumpa pers tersebut, Trump memang sempat bertanya pada Novanto apakah rakyat Indonesia menyukainya. Novanto menjawab iya.

“Saya kira Setya dan Fadli Zon serta yang lainnya harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas tindakan mereka tersebut,” ungkapnya.

Advertisement

Mahkamah Kehormatan Dewan DPR juga diminta bertindak dan memberi sanksi pada delegasi DPR karena dianggap sudah melanggar etika pergaulan internasional. Kehadiran Novanto cs itu dinilai tidak etis.

“Tidak etis pejabat negara hadir dalam kampanye capres negara lain. Terang sebagai politisi mereka sangat naif dan memajukan,” ujar Dahnil.

Pertemuan delegasi DPR dengan Trump berlangsung di Lantai 26 Trump Tower, Fifth Avenue, New York, AS pada Kamis (3/9) pukul 13.00 waktu setempat. Fadli menegaskan bahwa kehadiran rombongan DPRRI di konferensi pers itu bukan sebagai bentuk dukungan.

“Ya enggak. Apa urusannya kita dengan PilpresAS, punya suara juga tidak. Bagi kami, kami senang pada PresidenAS yang mau berteman dengan Indonesia. Seperti Obama adalah teman Indonesia, juga Trump sekarang sebagai pengusaha adalah teman Indonesia,” kata Fadli dalam perbincangan melalui pesan singkat, Jumat (4/9/2015).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif