Jogja
Sabtu, 5 September 2015 - 21:20 WIB

PILKADA BANTUL : PPP Pecah Jelang Pilkada, Dukungan ke Ida Tak Maksimal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkada langsung (JIBI/Dok)

Pilkada Bantul mengalami perubahan jelang hari pemilihan.

Harianjogja.com, BANTUL– Perpecahan di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Bantul semakin benderang, jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015. Kader partai di akar rumput menolak merapat ke PDIP untuk memenangkan pasangan calon (Paslon) Sri Suryawidati-Misbakhul Munir.

Advertisement

Bimo salah seorang anggota laskar organisasi sayap PPP mengklaim, mayoritas anggota laskar tetap menolak merapat ke partai berlambang banteng itu kendati telah berembug dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai yang mendukung Sri Suryawidati-Misbakhul Munir. “Kalau teman-teman laskar jelas tidak akan bergabung, karena faktor sejarah dua partai ini,” ungkap Bimo, Kamis (3/9/2015).

Bahkan kata dia, ada kecenderungan sayap-sayap partai berbelok mendukung Paslon Suharsono-Abdul Halim Muslih. Lantaran perpecahan di tubuh PPP, ia tidak yakin partai berlambang kabah itu dapat maksimal menyokong Ida (sapaan akrab Sri Suryawidati) dan Misbakhul Munir tanpa kekuatan laskar. “Karena suara di akar rumput terutama laskar tidak mendukung. Mungkin partai lebih banyak mengandalkan suara simpatisan partai,” lanjutnya.

Padahal ia mengklaim, potensi suara laskar cukup signifikan. Di area Bantul tengah dan barat saja, ia mengklaim terdapat sekitar 2.400 anggota laskar. “Jumlah itu belum termasuk anggota laskar di Bantul timur,” paparnya.

Advertisement

Dalam waktu dekat, laskar akan bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DIY Syukri Fadholi untuk menyampaikan pandangan laskar. Ia yakin, pilihan laskar menolak merapat ke PDIP tidak akan dipersoalakan oleh pimpinan tertinggi PPP di DIY itu.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PPP Bantul, Suwandi mengakui perpecahan di tubuh partainya. Partai kata dia tidak dapat melarang, kader-kadernya berbeda pilihan. Asalkan kata dia, mereka tidak menggunakan atribut PPP. “Atribut seperti bendera, termasuk tidak membawa nama organisasi sayap partai. Kalau mau berseberangan silahkan atas nama pribadi. Tapi kalau selama masih mau bergabung bersama PPP maka ikuti arahan partai,” tegas Suwandi.

Kendati dukungan pecah, ia yakin partai secara organisasi dapat bekerja maksimal. Ia tidak khawatir dengan berkurangnya jumlah dukungan dari anggota laskar. PPP kata dia memiliki 38.000 lebih suara konstituen yang mendukung partai ini pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu. Suara itu dapat didorong agar memilih Ida-Munir.

Advertisement

Seperti diketahui, massa PPP dan PDIP memiliki pengalaman buruk semasa Pileg dan Pemilu Presiden (Pilpres) tahun lalu. Keduanya sempat berkali-kali pecah bentrok hingga menimbulkan korban luka berat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif