Soloraya
Sabtu, 5 September 2015 - 05:50 WIB

EKONOMI INDONESIA : Dinsosnakertrans Boyolali Minta Apindo Tekan Potensi PHK

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh menolak PHK (JIBI/Solopos/Antara)

Kondisi ekonomi yang sedang lesu diharapkan tidak mendorong pengusaha untuk melakukan PHK.

Solopos.com, BOYOLALI—Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Boyolali meminta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Boyolali untuk meminimalisir pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan padat karya yang ada di Boyolali.

Advertisement

“Kami sudah membuat perjanjian dengan Apindo Boyolali untuk sebisa mungkin tidak melakukan PHK kepada karyawan,” kata Kepala Dinsosnakertrans Boyolali, Purwanto, saat ditemui wartawan, Jumat (4/9/2015). Seperti diketahui, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat banyak perusahaan dan industri kelimpungan karena biaya produksi meningkat.

Dia tidak menampik dampak pelemahan rupiah dan melambatnya pertumbuhan ekonomi juga dirasakan pelaku industri berbasis bahan baku impor terutama tekstil. Di Boyolali, investasi industri bidang tekstil cukup banyak. Serapan tenaga kerja sektor industri terutama pabrik tekstil di wilayah Boyolali juga cukup besar mencapai 70.000-an buruh. Dinsosnkertrans berharap, potensi PHK massal tidak terjadi di Boyolali.

“Di kota-kota besar gelombang PHK sudah mulai terjadi. Banyak perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawan dan buruhnya. Untuk sejauh ini di Boyolali masih aman, semoga tidak terjadi ke depannya,” imbuh dia.

Advertisement

Terkait kesepakatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dengan Apindo, Dinsosnakertrans mendorong pengusaha agar bisa menyiasati tingginya biaya produksi dengan lebih bijaksana.

“Jangan sampai harus merumahkan karyawan. Kalau memang ada penurunan order, karyawan atau buruh tetap dipekerjakan dengan sistem selang-seling.” Pihak industri juga harus berhitung dampak yang lebih luas jika mem-PHK karyawanya. “Tentu imbasnya adalah pertumbuhan ekonomi akan semakin melambat. Belum lagi dampak sosial lainnya.”

Sekretaris Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, mendorong pengusaha di Boyolali membuat terobosan untuk membendung PHK. “Memang sejauh ini masih aman tetapi juga harus diwaspadai apalagi saat ini kondisi ekonomi global sedang labil.”

Advertisement

Dia berharap Pemkab Boyolali mempermudah izin investasi khususnya industri padat karya karena sektor ini dinilai lebih banyak membuka peluang kerja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif