SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polis (JIBI/Solopos/Dok.)
Kecelakaan Gunungkidul untuk korban tewas masih berstatus pelajar.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dalam hitungan dua bulan, Juli hingga awal September 2015, terjadi belasan kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang melibatkan pelajar di Gunungkidul. Tiga di antaranya berakhir dengan kematian.
Kanit Lantas Polres Gunungkidul, Iptu Erida Kusumah menjelaskan, Satlantas Polres Gunungkidul memberikan perhatian serius terkait dengan banyaknya kecelakaan yang melibatkan pelajar di wilayah Gunungkidul. Pihaknya memberikan rekomendasi untuk melakukan penanganan khusus, untuk mencegah para pelajar terutama yang belum mempunyai SIM agar tidak berkendara di jalan raya. Salah satunya, akan secara intens melibatkan sekolah dalam kampanye berkendara aman khususnya bagi para pelajar.
“Jika diperlukan, razia dengan sasaran sekolah-sekolah akan dilakukan untuk menjaring pengendara tanpa SIM ataupun sepeda motor yang dimodifikasi yang melanggar aturan maupun dinilai membahayakan. Sasaran utama nantinya ialah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena para pelajar SMP bisa dipastikan tidak memiliki SIM,” tuturnya Kamis (1/9/2015).
Ia berharap, dengan razia yang dilakukan dengan melibatkan pihak sekolah, bisa mengurangi jumlah pengendara berusia di bawah umur di Gunungkidul. Meski demikian, upaya-upaya tersebut tidak akan berjalan tanpa dukungan nyata dari orang tua siswa. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, biasanya para orang tua beralasan memberikan fasilitas sepeda motor kepada anaknya karena sibuk dan tak sempat mengantarkan atau menjemput anaknya ke sekolah.
“Kita harapkan dukungan dari para orang tua, karena pengendara di bawah umur secara mental belum siap untuk berkendara di jalanan besar. Bisa membahayakan baik kepada pengendara bawah umur ataupun pengendara lainnya,” tandasnya.