Jogja
Sabtu, 5 September 2015 - 06:20 WIB

ALUN-ALUN UTARA JOGJA : Gusti Hadi Tawarkan Solusi Penataan PKL

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Portal Baru Alun-alun Utara (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Alun-alun Utara Jogja untuk permasalahan mendapatkan sumbangan pendapat dari rayi dalem.

Harianjogja.com, JOGJA-Kerabat Kraton, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto menyarankan agar pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-alun Utara (Altar) bisa dibagi waktu dalam berjualan sehingga semua PKL tertampung di lokasi baru yang disediakan pemerintah.

Advertisement

“Kalau kon kabeh yo nggone ora sedeng no (kalau disuruh semua pedagang, tempatnya ya tidak cukup,” kata Hadiwinoto yang akrab disapa Gusti Hadi, Kamis (3/9/2015).

Dalam penataan PKL Altar, Pemda DIY dan Pemerintah Kota Jogja hanya mampu menyediakan 206 lapak berjualan berupa shelter dan gerobak semi permanen, 90 gerobak semi permanen yang sudah selesai dibuat dan sudah mulai digunakan oleh PKL. Sementara menurut Ketua Paguyuban Pelaku Ekonomi dan Pariwisata (Peta) Altar, Pranoto, jumlah PKL di Altar ada 500 lebih.

Merasa tidak tertampung, Peta sebelumnya masih tetap berjualan di kawasan Altar. Mereka juga sempat menolak ditertibkan. Menurut Gusti Hadi, perlu ada pembagian jam berjualan, misalnya dengan menerapkan shiff pagi, siang, dan malam. Ia mencontohkan, di lokasinya di bagian barat Kraton ada delapan lapak, namun bisa digunakan oleh 24 PKL dengan sistem tiga shiff.

Advertisement

Dengan demikian, adik Sultan HB X ini menilai akan lebih efektif. Terlebih ia melihat masih banyak pedagang yang tidak berjualan setiap saat di lapak yang disediakan pemerintah di Pekapalan. “Mereka tidak konsisten, hanya berjualan di hari-hari tertentu,” ujar Gusti Hadi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY, Rani Sjamsinarsi mengakui banyak PKL yang tidak berjualan di siang hari sehingga memungkinkan diterapkan sistem shiff. “Supaya tidak menghabiskan space,” kata dia.

Rani mengatakan proses penataan Altar masih membutuhkan waktu yang panjang, masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan. Ia juga tidak menutup diri akan menerima banyak masukan dari berbagai pihak dalam rangka mempercantik Altar.

Advertisement

Kedepan, kata Rani, kawasan Altar juga diharapkan menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpulnya masyarakat DIY. Tembok disisi pekapalan bagian utara juga nantina akan dirobohkan sehingga pedagang bisa terlihat dari luar. “Pendopo di dalam pekapalan bisa digunakan untuk kegiatan seni siang dan malam sehingga kawasan Altar jadi hidup saat malam hari,” ujar Rani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif