Soloraya
Jumat, 4 September 2015 - 10:35 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Dam Colo Ditutup Oktober, Petani Waswas

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DAM COLO -- Anak-anak bermain di sekitar Dam Colo, Sukoharjo, beberapa waktu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Pertanian Sukoharjo initerkait kekhawatiran petani saat Dam Colo ditutup Oktober nanti.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sebagian petani di Sukoharjo waswas hasil panen padi tak maksimal saat saluran Colo Timur yang direncanakan ditutup pada 1 Oktober mendatang. Hal ini dikarenakan minimnya pasokan air ke lahan pertanian.

Advertisement

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Saluran Colo Timur, “Jigong” Sarjanto, mengatakan Saluran Colo Timur mengairi lahan pertanian di wilayah Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen.

Menurut dia, karakter petani di Sukoharjo berbeda dengan daerah lainnya. Mereka nekat bercocok tanam saat Saluran Colo Timur ditutup.

Advertisement

Menurut dia, karakter petani di Sukoharjo berbeda dengan daerah lainnya. Mereka nekat bercocok tanam saat Saluran Colo Timur ditutup.

“Petani di Karanganyar atau Sragen memilih tidak mengolah sawah saat saluran Colo Timur ditutup. Berbeda dengan kondisi petani di Sukoharjo yang tetap bercocok tanam saat musim kemarau,” kata dia saat dihubungi, Kamis (3/9/2015).

Biasanya, para petani mengandalkan sumur pantek untuk mengairi sawah. Namun, pasokan air dari sumur pantek tidak sebanyak dari saluran Colo Timur.

Advertisement

“Apabila perkiraan fenomena EL Nino akurat dan musim kemarau hingga November maka kemungkinan lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur gagal panen,” ujar Jigong.

Para petani harus dapat mengestimasi kebutuhan air setiap hari saat saluran Colo Timur ditutup. Hal ini dikarenakan debit sumur pantek dipastikan menyusut drastis saat saluran Colo Timur ditutup. Dampaknya, pasokan air ke lahan pertanian cukup minim.

Jigong menjelaskan telah menyosialisasikan rencana penutupan saluran Colo Timur kepada para petani lainnya.

Advertisement

“Memang sudah ada sosialisasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) ihwal rencana penutupan saluran Colo Timur. Kami mengkhawatirkan apabila fenomena El Nino benar-benar terjadi, hasil panen padi tidak akan maksimal,” tutur dia.

Lahan pertanian di Kabupaten Jamu di sepanjang saluran Colo Timur seluas 7.484 hektare. Sementara jumlah petani sekitar 30.000 orang. Selama ini, saluran Colo Timur memasok air ke lahan pertanian yang tersebar di enam kecamatan yakni Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Bendosari, Grogol, Polokarto dan Mojolaban.

Di sisi lain, Kepala Divisi Jasa Tirta dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susilardi, mengatakan telah menyosialisasikan rencana penutupan saluran Colo Timur dan Colo Barat selama sebulan kepada para petani.

Advertisement

Penutupan saluran Colo Timur dan Colo Barat merupakan kegiatan rutin untuk pemeliharaan bangunan.

Debit air saluran Colo Timur sebanyak 15 meter kubik per detik sementara saluran Colo Barat sebanyak lima meter kubik per detik.

“Jauh-jauh hari sudah kami sosialisasikan rencana penutupan saluran Colo Timur dan Colo Barat kepada para petani. Bahkan sejak Mei kami selalu melaksanakan pertemuan dengan para petani,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif