Jogja
Jumat, 4 September 2015 - 01:20 WIB

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Bupati Kulonprogo Berharap Kebijakan Tak Berubah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemecah ombak di kawasan pelabuhan Tanjung Adikarto yang banyak dikunjungi wisatawan Pantai Glagah (JIBI/Harianjogja.com/Holy Kartika N.S)

Pelabuhan Tanjung Adikarta masih dalam proses pembangunan, bupati berharap kebijakan tidak berubah lagi

Harianjogja.com, KULONPROGO – Bupati Kulonprogo berharap tidak ada perubahan kebijakan dari pemerintah pusat terkait kelangsungan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto.

Advertisement

Molornya penyelesaiaan pengerukan kolam dan alur pelabuhan juga mulai meresahkan kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo saat menggelar kunjungan ke calon pelabuhan ikan itu.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, pembangunan pelabuhan sempat akan dihentikan pemerintah pusat. Namun, prospek cerah dari pembangunan pelabuhan tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi warga Kulonprogo.

“Maka dari itu, kami berharap agar tidak ada lagi perubahan kebijakan di pemerintah pusat. Sehingga, pelabuhan ini dapat segera berjalan,” ujar Hasto, saat menyampaikan presentasi di depan pengurus Forkompinda di Gedung Kaca, Rabu (2/9/2015).

Advertisement

Hasto memaparkan, sejak tahun 2000 hingga 2014, proyek pembangunan pelabuhan ikan ini telah menelan anggaran hingga Rp366,2 miliar. Dia berharap, pengerukan alur dan kolam dapat segera dirampungkan. Selain difungsikan sebagai pelabuhan ikan, pelabuhan ini juga dinilai memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan sebagai pelabuhan umum.

“Kapasitas pelabuhan mencukupi untuk berlabuh kapal pesiar, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh DIY. Selain merampungkan pengerukan kolam dan alur, untuk pemecah ombak juga masih perlu tambahan,” jelas Hasto.

Sementara itu, kalangan anggota DPRD Kulonprogo mulai resah terkait penyelesaian pengerukan alur dan kolam yang tidak kunjung selesai. Anggota Komisi III belum lama ini mengunjungi Pelabuhan Tanjung Adikarto dan sempat memantau proses pengerukan kolam pelabuhan. Namun, kapal pengeruk kolam yang digunakan dinilai terlalu kecil dan kurang memadai.

Advertisement

Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Hamam Cahyadi menyebutkan, peralatan pengeruk kolam pelabuhan terlalu sederhana dan tidak memadai. Sementara kapasitas pekerjaan yang dihadapi oleh para pekerja sangat besar.

Hamam memaparkan, pekerja dari PT Hamdaru Adi Putra selaku rekanan, hanya mengoperasikan sebuah perahu kecil. Hanya bermodalkan mesin diesel, perahu tersebut melakukan pengerukan pasir di area kolam pelabuhan.

“Pipa yang digunakan cukup besar untuk menaikkan pasir, tetapi ternyata pipa tersebut justru kami lihat tidak berfungsi. Tidak ada pasir yang keluar dari pipa itu. Padahal, sesuai jadwal, pengerukan harus berakhir pada pertengahan November. Kalau seperti ini sepertinya tidak akan selesai tepat waktu,” tandas Hamam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif