Jogja
Jumat, 4 September 2015 - 21:20 WIB

MEA : Kadin akan Dampingi Usaha Kecil Hadapi MEA

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan merakit piala di Mojosongo Industri Kecil (MIK) Trofi, Selasa (18/8). Momen Kemerdekaan ke-70 RI membawa berkah bagi produsen trofi di Solo. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos/dok)

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan dihadapi industri kecil di DIY. Mereka akan didampingi oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia

Harianjogja.com, JOGJA- Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendorong industri kreatif di DIY untuk terus berbenah. Kadin dan Kementerian Perdagangan akan membantu usaha kecil menengah (UKM) lokal yang dinilai potensial untuk berkembang pada lini bisnis nasional maupun global.

Advertisement

Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani mengatakan, KADIN akan melakukan pendampingan dan mendukung usaha-usaha kecil potensial yang ada di DIY.

Hal itu diharapkan mampu melahirkan enterpreneur-enterpreneur baru dari DIY yang memiliki kompentensi dan daya saing, seiring mulai diberlakukannya masyarakat ekonomi Asean (MEA). Sebab, DIY dikenal sebagai salah satu ujung tombak perekonomian nasional dalam bidang ekonomi kreatif.

Advertisement

Hal itu diharapkan mampu melahirkan enterpreneur-enterpreneur baru dari DIY yang memiliki kompentensi dan daya saing, seiring mulai diberlakukannya masyarakat ekonomi Asean (MEA). Sebab, DIY dikenal sebagai salah satu ujung tombak perekonomian nasional dalam bidang ekonomi kreatif.

Dia menyontohkan, industri skala kecil di bidang garmen-konveksi asal DIY memiliki pangsa pasar yang luas dan diminati secara nasional maupun global. Keuntungan tersebut perlu difasilitasi agar potensi ekonominya, terutama yang terkategori UKM dan usaha kreatif lokal lainnya, mampu ikut mendulang profit.

“Pasar akan sangat luas dengan pemberlakuan MEA nanti. Tinggal diupayakan penguatan daya saing produk unggulan daerah untuk mendukung ekspor daerah dan nasional,” kata Rosan di sela-sela kegiatan seminar bertajuk “Pemberdayaan Usahawan dan Potensi Daerah untuk Meningkatkan Ekspor” kerjasama antara KADIN dan Kementerian Perdagangan menggelar di Hotel Harper, Jogja, Kamis (3/8/2015).

Advertisement

Problem keuangan ini, ujar dia, dinilai lebih berpengaruh dibandingkan hambatan lainnya seperti inefisiensi birokrasi dan masalah infrastruktur.

“Banyak usaha kecil yang potensial mengalami kesulitan modal. Mereka susah mengakses jalur perbankan dan lembaga keuangan lain karena dinilai tidak bankable. Mereka perlu dibantu melalui skema pembiayaan lain, misalnya modal ventura, agar usaha mereka dapat berkembang,” papar Rosan.

Rosan menambahkan Industri kreatif dapat berperan sebagai pencipta nilai dan memberikan nilai tambah. Indonesia, memiliki sekitar 3,9 juta unit usaha industri kecil menengah (IKM) yang menjadi salah satu benteng sektor ekonomi dalam menghadapi gempuran efek krisis ekonomi dunia.

Advertisement

“Menariknya, industri kreatif berkembang secara cepat di Jogja. Hal itu berpengaruh secara nasional dan menjadi potensi yang luar biasa,” ujarnya.

Nilai ekspor industri kreatif Jogja bahkan terus mengalami kenaikan. Dari awalnya US$ 220 juta atau sekitar Rp2,6 triliun pada 2013 menjadi US$242 juta atau sekitar Rp2,89 triliun pada 2014.

“Industri kreatif umumnya berskala IKM. Jika fokus dibina, maka potensi ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Jogja dan berpengaruh pada nilai ekspor maupun ketahanan ekonomi nasional,” tegasnya.

Advertisement

Keuntungan usaha kreatif Jogja dalam pandangan Rosan dikarenakan mudahnya akses dan ketersediaan tenaga kerja muda terdidik dengan spesialisasi industri kreatif. Selain itu, banyak lembaga-lembaga pendidikan terkait dengan industri kreatif dan banyaknya komunitas di berbagai bidang kreatif, baik di bidang seni budaya, produk tradisional, start-up teknologi informasi hingga produk olahan khas.

“Yang cukup mengagetkan, kalangan muda utamanya mahasiswa, banyak tertarik dan antusias dengan industri kreatif. Kadin sangat mendukung dan akan menfasilitasi mereka untuk berkembang. Tentunya ini akan menjadikan Jogja sebagai kota persemaian untuk para wiraswasta muda,” ujarnya.

Atas pertimbangan tersebut, PT Palapa Nusantara Berdikari yang  didirikan oleh Kadin akan menyeleksi usaha-usaha kecil potensial di wilayah DIY dengan standar-standar tertentu. Selanjutnya usahawan-usahawan tersebut akan mendapatkan bimbingan bisnis (klinik bisnis), pendampingan dari sini peningkatan kualitas produk dan manajemen sederhana.

Selanjutnya, UKM yang dinilai layak akan bantuan modal dan pendampingan guna mengembangkan bisnis yang telah dirintis hingga layak mendapatkan pinjaman dari perbankan (bankable) dan berkualifikasi ekspor.

“Jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar pasar dari Negara lain. Kita juga harus dapat membanjiri pasar Negara lain dengan produk Indonesia, termasuk produk dari DIY,” kata Kasubdit Kerjasama dan Pengembangan Kerjasama Direktorat Kerjasama Pengembangan Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI La Ode Piter Hanafi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif