Jateng
Jumat, 4 September 2015 - 07:51 WIB

KONDISI EKONOMI : Duh, 100 Pengrajin Tempe di Temanggung Berhenti Berproduksi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembuatan tempe (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan sedikitnya 100 pengrajin tempe di Temanggung tak lagi berproduksi.

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG-Sedikitnya 100 pengrajin tempe anggota Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berhenti berproduksi menyusul kenaikan harga kedelai impor akhir-akhir ini.

Advertisement

Ketua Kopti Temanggung Sunaryo, di Temanggung, Kamis (3/9/2015), mengatakan industri tahu dan tempe tergantung pada kedelai impor dari Amerika Serikat, dengan melemahnya nilai rupiah terhadap Dolar AS maka harga kedelai juga naik.

“Lebih dari 100 anggota Kopti Temanggung yang kebanyakan perajin tempe sudah tidak berproduksi lagi. Bagaimana usaha bisa jalan, kami membeli kedelai dengan harga standar dolar, tetapi hasil produksi dijual dengan rupiah yang melemah, tentu kami mengalami kerugian,” katanya.

Ia menuturkan sebelum kurs satu dolar AS tembus Rp14.000, pihaknya membeli kedelai dengan harga Rp8.000 per kilogram, padahal saat ini harga kedelai terus naik. Ia mengatakan pada kondisi normal usaha pembuatan tempe miliknya membutuhkan kedelai sebanyak satu kuintal per hari.

Advertisement

“Sekarang saya berhenti memproduksi tempe, menunggu harga kedelai turun,” katanya.

Ia mengakui memang ada beberapa pengrajin tempe yang masih berproduksi, namun mereka tidak mengambil kedelai dari Kopti karena Kopti tidak lagi melakukan pengadaan kedelai.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif