News
Jumat, 4 September 2015 - 11:15 WIB

KAPAL TENGGELAM : 15 WNI Tewas dalam Musibah Kapal Tenggelam di Malaysia

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kapal tenggelam (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Kapal tenggelam di Malaysia menyebabkan 15 WNI tewas tenggelam.

Solopos.com, JAKARTA – Sebanyak 15 warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan meninggal dunia dalm musibah tenggelamnya kapal di daerah Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9/2015).

Advertisement

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan evakuasi dan evaluasi terkait insiden itu. Presiden pun telah menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri yang menyebutkan KBRI Malaysia terus berkoordinasi dengan otoritas pemerintah Malaysia.

“Sampai pagi tadi, 15 orang telah ditemukan meninggal, 19 selamat. Pencarian masih terus dilanjutkan,” ujar Tim Komunikasi Presiden/Kepala Staf Presiden Teten Masduki dalam siaran pers, Jumat (4/9/2015).

Advertisement

“Sampai pagi tadi, 15 orang telah ditemukan meninggal, 19 selamat. Pencarian masih terus dilanjutkan,” ujar Tim Komunikasi Presiden/Kepala Staf Presiden Teten Masduki dalam siaran pers, Jumat (4/9/2015).

Basarnas sudah dikerahkan untuk mencari korban. Demikian pula Basarnas dan Mabes Polri telah berkoordinasi untuk penanganan dan identifikasi korban.

Kapal ini tenggelam sekitar 10 mil dari Selangor dan sedang berlayar menuju Balai Asahan. Diduga karam lantaran kelebihan muatan.

Advertisement

“Semoga keluarga tabah dan kuat. Saya sudah perintahkan operasi pencarian sampai korban ditemukan. Lakukan evakuasi bagi korban yang sudah ditemukan. Saya juga meminta evaluasi mobilitas penduduk lintas perbatasan,” kata Presiden dalam arahannya hari ini.

Presiden juga telah memerintahkan perlunya koordinasi kementerian terkait dan pemerintah daerah untuk mengevaluasi dan pembenahan agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi.

Masalah mobilitas penduduk lintas negara di perbatasan selama ini kurang mendapat perhatian.

Advertisement

Selain kelengkapan dokumen yang kerap tidak diperhatikan, warga Indonesia juga tidak memperhatikan kelayakan moda transportasi.

Presiden mendorong investasi dan pembukaan lapangan pekerjaan di wilayah perbatasan supaya warga Indonesia di perbatasan bekerja di negeri sendiri. Dengan demikian mengurangi angka kecelekaan lalu lintas di perbatasan.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif