Jogja
Kamis, 3 September 2015 - 01:20 WIB

PDAM GUNUNGKIDUL : Rencana Tarif Dinaikkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos/Dok.)

PDAM Gunungkidul berencana menyesuaikan tarif.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani Wonosari merencanakan penyesuaian tarif. Pasalnya PDAM menilai tarif saat ini tidak lagi dapat menutup biaya operasional.

Advertisement

Direktur Umum PDAM Tirta Handayani, Wastono pada Forum Pelanggan PDAM Tirta Handayani, Selasa (1/9/2015) mengatakan hingga Juli 2015, terhitung PDAM Tirta Handayani sendiri sudah memiliki 40.142 Sambungan Rumah (SR). Meski demikian, PDAM mengaku mengalami kerugian dan laba bergantian tahun per tahun. Misalnya saja pada 2012, dengan jumlah SR 33.723, pendapatan Rp24,9 miliar, PDAM harus menderita kerugian Rp1,1 miliar karena ada beban usaha sebesar Rp26 miliar lebih.

Pada 2013, dengan 34.890 SR, memiliki pendapatan Rp27,3 miliar, beban usaha Rp27 miliar. Laba Rp248,5 juta. Pada 2014, dengan 38.081 SR, pendapatan Rp31,7 miliar, beban usaha Rp31,2 miliar, PDAM meraih laba Rp462,2 juta. Hingga Juli 2015 dengan 40.142 SR, pendapatan Rp18,4 miliar, beban usaha Rp19,9 miliar, PDAM menderita kerugian Rp1,4 miliar.

Advertisement

Pada 2013, dengan 34.890 SR, memiliki pendapatan Rp27,3 miliar, beban usaha Rp27 miliar. Laba Rp248,5 juta. Pada 2014, dengan 38.081 SR, pendapatan Rp31,7 miliar, beban usaha Rp31,2 miliar, PDAM meraih laba Rp462,2 juta. Hingga Juli 2015 dengan 40.142 SR, pendapatan Rp18,4 miliar, beban usaha Rp19,9 miliar, PDAM menderita kerugian Rp1,4 miliar.

“Pendapatan utama PDAM Tirta Handayani berasal dari jasa penjualan air, di mana tarif air yang berlaku saat ini sudah tidak dapat menutup biaya operasional,” paparnya, Selasa (1/9/2015).

Namun, sambungnya, kenaikan ini akan diikuti dengan sejumlah rencana. Salah satunya, PDAM berharap pada tahun depan bisa melakukan pengeboran untuk menambah sambungan di rumah di wilayah tersebut.

Advertisement

Diakui, beberapa sumber air bawah tanah yang mulai digunakan PDAM untuk menambah debit air ke pelanggan, yakni sumber air bawah tanah Bribin, Ngobaran, Seropan, Baron. PDAM di Gunungkidul terbagi dalam empat cabang: Wonosari, Seropan, Bribin, Baron.

“Adanya Seropan sebetulnya menguntungkan kita, dan Karangmojo adalah salah satu wilayah yang masuk dalam pelayanan PDAM Cabang Seropan,” paparnya di Rumah Makan Sekar Kusuma, Wonosari.

Salah satu pelanggan PDAM dari Desa Kedungkeris, Nglipar, Sumpono mempertanyakan apakah ada subsidi silang mengenai pembayaran tarif, kepada pelanggan. Pihaknya juga menyadari bahwa PDAM memang memerlukan biaya besar untuk menggunakan sumber air agar meningkatkan pelayanan. Namun ia berharap apabila PDAM akan menaikkan tarif, harus menyesuaikan dengan kondisi perekonomian masyarakat.

Advertisement

“Kalau saat ini, sepertinya waktunya tidak tepat. Kami juga berharap agar PDAM bisa konsekuen mengenai hak dan kewajiban. Kami melihat kenaikan tarif wajar, apabila pelayanan PDAM juga meningkat, jangan sampai ketika masyarakat butuh air, malah tidak ada,” tegasnya.

Staff Ahli Bupati Gunungkidul Bidang Pembangunan, Khoiruddin menjelaskan bahwa pemenuhan kebutuhan masyarakat akan akses air menjadi tanggung jawab Pemkab Gunungkidul. Pada Millenium Development Goals (MDGs) 2016, pemerintah harus mampu memenuhi 70% kebutuhan air warganya. Dan Gunungkidul sudah mampu memenuhinya dengan mayoritas terbanyak dipenuhi oleh PDAM. Meski demikian Indonesia memiliki target pada 2019 sudah 100 persen masyarakat mendapat akses air.

Sehingga ia berharap PDAM dapat terus memiliki kinerja baik agar pelayanan air kepada masyarakat bisa terus terpenuhi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif