Jogja
Kamis, 3 September 2015 - 02:20 WIB

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : 235 Batu Candi Berhasil Diselamatkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses ekskavasi pagar Candi Ratu Boko di Kecamatan Prambanan, Sleman, Kamis (19/3/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Bangunan cagar budaya berupa batu candi yang ditemukan diperkirakan bertambah.

Harianjogja.com, SLEMAN – Sedikitnya 235 batu pagar Candi Prambanan berhasil diselamatkan ketika ditemukan secara tidak sengaja di Dusun Kepatihan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Ratusan batu candi secara tidak sengaja oleh pelaksana proyek pembangunan gorong-gorong oleh DPUP Sleman. Material batu Candi Prambanan diprediksi pernah menjadi bahan pembangunan sebuah talud di zaman kolonial Belanda.

Advertisement

Kepala Seksi Perlindungan Pemanfaatan dan Pengembangan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY Wahyu Astuti menegaskan sementara 235 batu candi yang berhasil ditemukan hingga Rabu (2/8). Ada kemungkinan bertambah karena penggalian lokasi proyek masih terus dilakukan. Seluruh batu itu telah dibawa ke komplek Candi Prambanan. Selanjutnya akan dilakukan percobaan penataan ulang terhadap bebatuan tersebut oleh ahli tata ulang batu candi. “Itu ditemukan pekerja proyek DPUP Sleman. Kami berterima kasih karena pihak proyek segera melapor,” terangnya, Rabu (2/8).

Ia menambahkan, dari hasil analisa ahli tata ulang batu candi, bebatuan itu berasal dari komplek Candi Prambanan. Dari total 235 batu, 95% batu pagar Candi Prambanan dan 5% sisanya batu Candi Perwara atau candi kecil yang mengelilingi Candi Prambanan. Dalam temuan itu, batu pagar candi berciri tanpa terdapat motif atau ukiran. Tapi untuk batu Candi Perwara terdapat beberapa motif ukiran. Batu itu rata-rata berbentuk balok kubus, berukuran paling besar dengan sisi 90 sentimeter, 50 sentimeter dan terkecil sekitar 40 sentimeter.

“Itu didominasi batu pagar sekitar 95% dan batu Candi Perwara hanya 5% dari total 235 batu yang ditemukan,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Wahyu, keberadaan batu di lokasi temuan itu memang sengaja dipindah tangan. Dengan menganalisa lingkungan sekitar pihaknya tertuju pada sebuah sabo dam bernama Pleret yang berjarak sekitar 10 meter dari titik temuan batu Candi tersebut. Sabo dam Pleret itu dibangun pada 1923 di zaman kolonial Belanda. Karena itu kuat dugaannya jika ratusan batu candi itu ditemukan karena sebelumnya digunakan sebagai bahan baku pembangunan talud di sekitar sabo dam Pleret di Dusun Kepatihan, Tamanmartani, Kalasan.

“Karena dalam sejarah memang banyak batu-batu candi zaman dulu yang digunakan untuk bahan bangunan. Karena lebih mudah ditata. Tapi waktu itu zaman Belanda belum ada hukum yang mengatur cagar budaya,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif