Sport
Rabu, 2 September 2015 - 05:25 WIB

US OPEN 2015 : Anna Tatishvili Terkenal Setelah Tumbangkan Unggulan ke-8

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petenis AS Anna Tatishvili memukul bola dari Karolina Plishkova asal Republik Czech pada babak pertama U.S. Open 2015. JIBI/Reuters/Geoff Burke-USA TODAY Sports

US Open 2015 mulai menghadirkan kejutan-kejutan. Petenis non unggulan yang sebelumnya belum terknal, mendadak tenar setelah mengalahkan petenis unggulan.

Solopos.com, NEW YORK — Tak banyak yang tahu sosok Anna Tatishvili hingga ia membuat kejutan di Grand Slam US Open 2015. Petenis asal Amerika Serikat kelahiran Georgia ini tampil memukau dengan menumbangkan unggulan kedelapan, Karolina Pliskova, di babak pertama, Selasa (1/9) dini hari WIB.

Advertisement

Padahal petenis berusia 25 tahun ini sudah tiga kali hilir mudik di Flushing Meadows. Hanya, tiga musim lalu ia masih berstatus sebagai petenis Georgia. Tapi, sejak April 2014, ia resmi menjadi warga negara AS. Anna pindah ke Boca Raton, Florida, AS, ketika ia berumur 13 tahun.

“Saya berasal dari Georgia. Saya lahir dan besar di sana hingga berusia 13 tahun. Sekarang saya tinggal di Boca Raton, Florida. April lalu saya memutuskan memulai sesuatu yang baru,” ujar Anna, nysportsday.com.

Ia sempat mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang punya jauh berbeda dengan tanah kelahiran di Tbilisi, Georgia. Salah satu yang menjadi kendala adalah bahasa. Anna mulai menemukan jati diri ketika ia masuk ke Evert Tennis Academy yang membuatnya berkesempatan unjuk gigi dalam berbagai turnamen. Salah satu yang terbesar, yakni grand slam.

Advertisement

Garang di dalam lapangan, Anna ternyata memiliki kepribadian menarik. Jika banyak petenis muda mengidolakan para bintang tenis yang lebih senior, tidak demikian dengan gadis yang sudah mengoleksi 11 gelar ITF tersebut.

Anna mengaku tak punya petenis idola yang ia jadikan panutan saat bermain di lapangan. Ia tak pernah berusaha mendikte permainan siapa pun. Petenis ranking ke-121 dunia itu tak suka membandingkan diri. Ia lebih menyukai gaya permainan sendiri.

Selain itu, ia jatuh cinta pada tenis gara-gara sang kakak. Setelah melihat saudaranya bermain tenis di pinggir lapangan, Anna memutuskan mengikuti jejak sang kakak dan berlanjut hingga sekarang.

Advertisement

“Ini cukup berat untuk kakak saya karena dia datang ke AS saat SMA. Ia harus belajar bahasa dan banyak hal. Kedua orang tua saya juga tak lagi muda,” jelas Anna.

Tumbuh besar di negeri orang membikin Anna punya banyak keahlian. Di samping mahir mengayunkan raket, petenis yang dilatih oleh kedua orang tua, Ean Mayer dan Dimitry Tatishvili, ini menguasai tiga bahasa. Sempat tak percaya diri hidup di AS, kini Anna tak sekadar fasih berbahasa Georgia melainkan juga Inggris dan Rusia. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif