Teknologi
Rabu, 2 September 2015 - 06:40 WIB

TWITTER INDONESIA : Twitter Bertekad Habisi Konten Nakal

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dinasti Naga (Youtube)

Twitter Indonesia memiliki pemimpin baru bernama Roy Simangunsong. Twitter bertekad menghabisi iklan dengan konten mesum atau nakal yang mengganggu pengguna.

Solopos.com, JAKARTA — Twitter Indonesia telah memiliki pemimpin baru Roy Simangunsong. Roy bertekad menghabisi konten nakal yang kerap mewarnai tampilan Twitter, seperti Dinasti Naga.

Advertisement

Sebenarnya Dinasti Naga merupakan game online yang terhubung dengan Twitter. Namun, konten yang disajikan berbau mesum sehingga banyak pengguna yang terganggu.

Dikutip dari Liputan6.com, Selasa (1/9/2015), sudah menjadi rahasia umum, para pengguna Twitter Indonesia bisa menemukan berbagai konten yang mengganggu. Menyadari hal tersebut, Twitter bertekad membersihkan layanannya dari konten-konten nakal tersebut.

Country Business Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong, menegaskan pihaknya selalu mengawasi dan berusaha membersihkan konten mengganggu tersebut.

Advertisement

Twitter memiliki panduan konten dan iklan yang menjadi acuan layanan tersebut mengenai konten-konten yang dinilai layak atau tidak. “Kita senantiasa mengulas kalau ada perhatian dari orang-orang. Kadang juga kita terlebih dahulu memperbaiki, sebelum ada laporan dari pengguna,” tutur Roy di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, Selasa.

Dikutip dari Detik, Selasa, orang nomor satu di Twitter Indonesia ini mengatakan pihaknya bakal menindaklanjuti semua konten yang mengganggu dan melanggar panduan yang telah ditetapkan.

Hal tersebut juga berlaku pada akun Twitter yang kerap melakukan aktivitas misterius seperti mengirim tweet atau me-retweet tanpa kendali sang pemilik akun.

Advertisement

“Kami selalu dapatkan feedback baik dari pengguna atau pemerintah untuk memperbaiki layanan kami. Karena itu sifatnya sudah menganggu pengalaman pengguna,” ujar Roy.

Upaya Twitter membersihkan layanannya dari konten-konten nakal tersebut, juga membutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk media. “Twitter itu sifatnya publik, jadi juga diperlukan kerja sama untuk memberikan masukan,” pungkas Roy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif