Soloraya
Rabu, 2 September 2015 - 20:00 WIB

PENGANIAYAAN WONOGIRI : Balita di Wonogiri Diduga Dianiaya Ibunya Hingga Lebam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto kolase wajah Sy, 4, balitan asal Slogohimo, Wonogiri, yang diduga dianiaya ibu kandungnya sendiri. (Istimewa)

Penganiayaan di Wonogiri ini diduga dialami anak balita. Yang lebih mengenaskan, hal itu diduga akibat perbuatannya ibunya.

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang anak berusia di bawah lima tahun (balita) berinisial Sy, 4, warga Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, diduga menjadi korban penganiayaan. Bocah itu mengalami luka lebam di mukanya.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (2/9/2015), muncul dugaan pelaku penganiayaan adalah ibu kandung Sy, berinisial Sry, 35. Seorang warga Slogohimo, Sunar, menceritakan Sry adalah seorang janda yang sudah menikah lagi dengan seorang pria bernama Didik.

Dugaan penganiayaan itu diketahui warga setelah mengantarkan kue ke rumah Sry. Saat mengantarkan kue tersebut, warga tersebut melihat muka Sy bengkak. “Dugaan penganiayaan dilakukan oleh ibu kandung bernama Sry. Kejadian itu tak hanya sekali, namun puncaknya terjadi pada 31 Agustus lalu,” ujar Sunar.

Lebih lanjut, diceritakannya, Sy sempat dirawat di rumah saudaranya yang bernama Srt. Dalam dua foto yang diterima Solopos.com, wajah anak balita itu mengalami lebam melingkar di kedua matanya. Lebam tersebut membiru sehingga mata bocah itu terlihat sipit.

Advertisement

Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari orang tua korban. Namun peristiwa itu menjadi buah bibir atau pembicaraan masyarakat sekitar.

Anggota tim Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Wonogiri, Ririn Riadiningsih mengaku sudah menerima laporan dugaan peristiwa KDRT di Slogohimo. “Tadi pagi ada laporan dari seorang anggota kepolisian bahwa terjadi peristiwa dugaan KDRT dengan korban anak balita. Kami sudah menelepon koordinator BKBKSPP Slogohimo untuk melacak.”

Ririn menyatakan, peristiwa itu belum dilaporkan ke polisi tetapi sudah menjadi pembicaraan elemen masyarakat. “Informasinya, korban sempat dirawat di RS Amal Sehat, Slogohimo. Peristiwa KDRT diketahui oleh seseorang yang mengantar kue ke rumah korban. Ada dua saksi yang melihat kondisi anak tersebut, yaitu Ketua RT bernama Sartono dan Wahyudi. Belum diketahui penyebab ibu kandung menganiaya anak kandung tersebut.”

Advertisement

Lebih lanjut dijelaskannya, informasi di P2TP2A ibu kandung bernama Sry sedang hamil empat bulan. Pada bagian lain, Ririn menyatakan, hingga Agustus 2015, tercatat 19 kasus yang melibatkan anak terjadi di Wonogiri. Selain 19 kasus dengan korban anak-anak, terdapat 17 pelaku anak yang berhadapan dengan hukum. Sehingga jumlah kasus anak hingga Agustus sebanyak 36 kasus. “Jumlah itu naik dibanding tahun 2014 sebanyak 32 kasus.”

Kepala Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP) Wonogiri, Reni Ratnasari, di kantornya, Rabu, menjelaskan petugas di Kecamatan Slogohimo sudah turun menghimpun data dan kronologi kejadian. Reni menyayangkan adanya dugaan penganiayaan itu.

“BKBKSPP melalui anggota P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak) akan melakukan pendampingan terhadap korban. Korban juga akan didampingi psikiater.”

Reni menduga ada masalah keluarga sehingga anak menjadi korban. mantan Kepala BKD Wonogiri ini menegaskan, pihaknya akan mengungkap akar permasalahan dan melindungi korban. “Perlindungan anak diutamakan. Tumbuh kembang anak harus berjalan lagi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif