News
Rabu, 2 September 2015 - 17:30 WIB

INVESTASI SUKOHARJO : Habiskan US$25 Juta/Tahun Cuma Buat Listrik, Sritex Bangun PLTU Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direksi dan sebagian pemegang saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Sukoharjo berfoto bersama seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar di Diamond Solo Convention Center (DSCC) Solo, Rabu (2/9/2015). (Shoqib Angriawan /JIBI/Solopos)

Investasi di Sukoharjo bakal diwarnai pembangunan power plant baru milik Sritex.

Solopos.com, SOLO — PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang berbasis di Sukoharjo memutuskan untuk menerbitkan surat utang senilai US$420 juta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang digelar di Diamond Solo Convention Center (DSCC) Solo, Rabu (2/9/2015).

Advertisement

Dari jumlah tersebut, sekitar 100 juta dolar AS di antaranya dialokasikan untuk pembangunan power plant berbahan bakar batu bara atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di pabrik yang berada di Sukoharjo. Direktur Keuangan SRIL, Allan Moran Severino, mengatakan pabrik yang dikenal dengan Sritex tersebut harus mengeluarkan uang sekitar US$25 juta per tahun hanya untuk membayar listrik.

Tagihan tersebut diprediksi bisa meningkat dua kali lipat jika pabrik tenun dan pemintalan benang sudah beroperasi beberapa tahun mendatang. Keberadaan power plant atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara itu pun diharapkan bisa menekan pengeluaran perusahaan.

“Adanya power plant ini diperkirakan bisa menghemat sampai 30% biaya listrik tiap tahun di pabrik yang ada di Sukoharjo,” katanya saat dijumpai wartawan seusai rapat di DSCC, Solo, Rabu.

Advertisement

Proyek pembangunan power plant dengan daya 75 mega watt tersebut rencananya dimulai tahun depan. Hingga kini, Sritex tengah mencari rekanan yang sanggup dan cocok untuk mengerjakan mega proyek itu.

Sekretaris Perusahaan SRIL, Welly Salim, mengatakan keputusan penerbitan surat utang tersebut disetujui oleh 98,75% pemegang saham perusahaan. Selain untuk pembangunan power plant dana senilai 420 juta dolar AS itu akan digunakan untuk menambah modal kerja, salah satunya untuk instansi militer baik pemerintah dalam maupun luar negeri.

“Senilai 270 juta dolar AS juga akan digunakan untuk refinancing utang Sritex,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif