Soloraya
Rabu, 2 September 2015 - 00:45 WIB

INFLASI SOLO : Inflasi Solo Turun Signifikan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)

Inflasi Solo turun secara signifikan dari bulan sebelumnya.

Solopos.com, SOLO — Inflasi Kota Solo turun menjadi 0,19% dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,96%. Hal ini didukung turunnya bermacam harga komoditas seusai Lebaran.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan harga komoditas banyak yang turun, seperti bawang merah, petai, minyak goreng, pepaya, dan bayam.

Akibatnya kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,39% meski harga cabai rawit naik tajam, yakni 20,88% dengan andil inflasi 0,09%. Sedangkan harga telur ayam ras memberi andil inflasi 0,07%. Rendahnya inflasi ini juga disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,84%.

“Penyebab deflasi pada Agustus cukup banyak, termasuk tarif transportasi massal sedangkan yang menyumbang inflasi lebih banyak didominasi oleh biaya pendidikan. Oleh karena itu, inflasi bulan ini cenderung rendah,” ungkap Bagus saat jumpa pers inflasi di Aula BPS Solo, Selasa (1/9/2015).

Advertisement

Bagus menyampaikan inflasi Solo ini menempati posisi inflasi terendah kedua di Jateng setelah Purwokerto. Inflasi secara year to date (ytd) atau dari Januari hingga Agustus adalah 1,42%. Apabila inflasi masih terus rendah hingga akhir tahun, target inflasi 4% plus minus satu dapat tercapai. Cabai rawit memang masih harus diwaspadai karena harga saat ini cenderung terus meningkat. Harga barang elektronik juga perlu diwaspadai mengingat saat ini nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS.

Perlu Pencermatan
Selain itu, beras juga menunjukkan kenaikan harga meski terjadi secara bertahap dan tidak signifikan. Bagus menilai kondisi ini harus dicermati karena beberapa daerah mengalami kekeringan dan tidak menanam padi. Apalagi mulai Oktober, bendungan Waduk Gajah Mungkur akan ditutup untuk irigasi.

Anggota staf Harga Pasar Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta, Agus Purwantoro, mengatakan penyerapan beras masih normal meski jumlahnya menurun karena panen sudah hampir selesai. Meski begitu, dia mengatakan stok saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga tujuh bulan ke depan.

Advertisement

“Kenaikan harga beras di pasar masih dalam taraf wajar. Harga tertinggi Rp10.500 dan masih bisa dijangkau masyarakat,” kata dia.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Hendik Sudaryanto, mengatakan perlu diwaspadai juga beberapa komoditas seperti telur ayam ras dan daging ayam ras karena berpotensi kembali naik. Menurut dia, kedua bahan pangan tersebut berpotensi naik karena bahan pembuat pakan ternak sebagian masih impor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif