News
Rabu, 2 September 2015 - 19:40 WIB

EKONOMI INDONESIA : Dampak Perlambatan Ekonomi, 26.506 Pekerja di-PHK

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Ketenagakerjaan Muhamad Hanif Dhakiri (JIBI/Solopos/Antara)

Ekonomi Indonesia yang melambat menyebabkan puluhan ribu orang di-PHK.

Solopos.com, JAKARTA — Sebanyak 26.506 pekerja di seluruh wilayah Indonesia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi yang terjadi di dalam negeri.

Advertisement

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dakhiri, mengatakan perlambatan ekonomi nasional menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk unggulan, seperti garmen, tekstil, industri logam, dan sepatu.

“Total sudah ada 26.506 pekerja yang telah di-PHK, dan paling banyak terjadi di Jawa Barat dengan jumlah mencapai 12.000 orang,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/6/2015).

Hanif menuturkan PHK di Banten mencapai 5.423 orang, Jawa Timur 3.219 orang, Kalimantan Timur 3.128 orang, DKI Jakarta 1.430 orang, dan Jawa Tengah 1.305 orang.

Advertisement

Menurutnya, mayoritas PHK dilakukan karena perusahaan tidak memperpanjang Pejanjian Kerja Waktu Tertentu atau PKWT, perusahaan mengakhiri perpanjangan kontrak dengan pihak ketiga atau outsource, dan efisiensi.

“Alasan PHK lainnya adalah pekerja tidak bersedia pindah lokasi, tidak ada order, dan perusahaan tutup atau pailit,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Hanif juga menuturkan masih ada potensi PHK terhadap 6.266 orang di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Tangerang, Subang, Pangkeb, dan Jawa Tengah.

Advertisement

Dia memastikan tidak ada eksodus tenaga kerja asal Tiongkok ke Indonesia, untuk mengerjakan proyek infrastruktur. Angka tenaga kerja asal Tiongkok pun terus mengalami penurunan sejak 2012.

“Tenaga kerja yang masuk itu harus memiliki skill, kalau tidak memiliki skill tidak boleh, dan kalau ada pelanggaran akan kami tindak,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif