Jogja
Rabu, 2 September 2015 - 23:20 WIB

DAMPAK PELEMAHAN RUPIAH : Harga Elektronik Naik Tipis, Warga Tunda Pembelian

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi sales promotion girl menawarkan barang eletronik (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Dampak pelemahan rupiah membuat harga elektronik naik tipis, sehingga warga pilih menunda pembelian

Harianjogja.com, KULONPROGO – Menguatnya kurs dolar terhadap rupiah mulai memengaruhi harga produk elektronik di Kulonprogo. Kenaikan harga mencapai 5% dan membuat penjualan menurun menjelang Idul Adha.

Advertisement

Rohim Matul, 37, salah satu pemilik toko elektronik di Desa Jatisarono, Nanggulan mengatakan, sudah sejak  bulan lalu harga mulai mengalami kenaikan. Namun, dampak kenaikan kurs dolar langsung membuat harga elektronik melonjak 2% hingga 5%.

“Sebulan lalu naiknya pelan-pelan. Tapi dua minggu ini langsung melonjak, apalagi karena dolar naik. Kenaikannya antara Rp50.000 sampai Rp100.000,” ujar Rohim saat ditemui Senin (31/8/2015).

Rohim mengungkapkan, ada beberapa produk elektronik yang cukup terkena dampak dari kenaikan kurs dolar. Di antaranya seperti almari es, televisi dan mesin cuci. Dia mengatakan, menjelang perayaan Idul Adha, pembelian elektronik biasanya laris manis. Namun, beberapa hari ini mulai tampak penurunan pembeli barang elektronik.

Advertisement

Lebih lanjut Rohim mengatakan, mendekati Idul Adha almari es banyak diburu warga. Biasanya, jauh hari warga mulai membeli lemari es untuk dapat menampung daging-daging kurban. Dalam sehari, setidaknya empat unit sampai lima unit lemari es terjual.

“Tapi saat ini sepi karena harganya mahal, sehari paling hanya satu unit yang keluar. Kalau kondisi seperti ini, saya tidak berani tambah stok. Karena saat nanti harganya naik lagi atau turun, saya makin rugi,” ungkap Rohim.

Melihat harga beberapa produk elektronik mengalami kenaikan, sejumlah pembeli tampak masih ragu-ragu membeli. Atang, 36, warga Girimulyo mengatakan, sudah sebulan yang lalu dirinya berencana membeli lemari es. Namun, saat akan membelinya, dia tidak menyangka harganya naik hingga Rp100.000 per unit.

Advertisement

“Bulan lalu harganya belum naik, karena mau mengumpulkan uang dulu jadi baru rencana mau beli sekarang [kemarin]. Tetapi ternyata harganya udah naik sampai Rp100.000. Belum tahu ini jadi mau beli atau tidak,” ungkap Atang.

Lain halnya dengan Kardi, 40, warga Desa Jatisarono yang sudah berencana membeli. Namun, dirinya tidak mengetahui harga radio yang akan dibelinya sudah naik.

“Harga radionya Rp150.000, saya kira cuma Rp100.000. Uangnya kurang, tapi tetap saya beli, nanti kurangannya saya bayar besok,” jelas Kardi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif