Jateng
Selasa, 1 September 2015 - 03:50 WIB

UMK KUDUS : Serikat Pekerja Gelar Survei KHL Tandingan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi upah minimum kota/kabupaten (UMK). (JIBI/Solopos/Dok)

UMK Kudus pada 2016 mendatang diharapkan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Kanalsemarang.com, KUDUS-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berencana melakukan survei standar Kehidupan Layak (KHL) sendiri, meskipun tim survei KHL dari pemerintah kabupaten setempat yang melibatkan berbagai unsur juga telah melakukan survei KHL.

Advertisement

Menurut Wakil Sekretaris SPSI Kudus Ahmad Fikri di Kudus, Senin (31/8/2015), survei KHL tersebut khusus untuk bulan September 2015 sebagai agenda survei KHL yang terakhir.

Adapun tujuannya, kata dia, untuk memberikan perbandingan atas hasil survei KHL yang dilakukan oleh tim survei yang melibatkan banyak pihak.

Alasan survei KHL sendiri hanya satu bulan, kata dia, karena menyangkut kemampuan anggaran sehingga dipilih bulan terakhir dari rangkaian kegiatan survei.

Advertisement

Kualitas komponen survei KHL, kata dia, memang perlu dikaji ulang karena dikhawatirkan yang menjadi objek survei justru di bawah standar, sehingga akan berdampak pada hasil KHL menjadi lebih rendah.

“Jangan sampai besaran UMK tahun 2016 justru tidak mengalami perbaikan sama sekali, karena nilai KHL tertinggi selama Januari-Agustus 2015 masih lebih rendah dibandingkan dengan besaran UMK 2015,” ujarnya.

Hasil survei KHL tertinggi, kata dia, diperoleh bulan Agustus 2015 sebesar Rp1.327.000, sedangkan UMK 2015 sebesar Rp1.380.000.

Advertisement

Kondisi demikian, lanjut dia, tentu mengkhawatirkan para buruh karena persentase kenaikan UMK tahun depan dimungkinkan tidak begitu besar.

Terkait kondisi perekonomian yang mengalami pelambatan, kata dia, buruh tidak terlalu mengkhawatirkan perusahaan tidak mampu membayarkan upah pekerja sesuai ketentuan UMK, mengingat selama ini mereka juga tidak pernah ada yang melakukan penundaan dan terbuka soal kemampuan keuangan perusahaan.

“Hal terpenting, daya beli buruh masih tetap aman dengan kondisi perekonomian seperti sekarang,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif