SOLOPOS.COM - Planet neraka (urbanpost)
Planet baru yang diberi nama HD189733b yang memiliki panas 3.000 derajat celius.
Solopos.com, WASHINGTON – Penemuan planet baru yang menyerupai “neraka” kembali terjadi. Astronom Swiss menemukan sebuah planet dengan panas mencapai 3.000 derajat celcius yang letaknya di luar tata surya.
astronom gabungan dari University of Geneva dan Bern University, Swiss, yang menemukan planet di luar Tata Surya itu menamainya dengan HD189733b.
Temuan tersebut diterbitkan dalam dua jurnal, yakni Astronomy & Astrophysics serta Astrophysical Journal Letters.
“Suhunya melebihi matahari, mungkin seperti neraka,” kata Aurelien Wyttenbach, pakar magnetik sains yang juga anggota penelitian, seperti dikutip Science Daily.
Pengukuran suhu atmosfer planet di luar Tata Surya (eksoplanet) itu dilakukan dengan presisi tinggi. Para peneliti menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan yang didasari spektrometer HARPS, alat optik untuk menghasilkan garis spektrum cahaya dan mengukur panjang gelombang serta intensitasnya dan cara baru menafsirkan natrium.
“Hasil ini membuka mata kita agar berpikir beribu kali jika ingin mendekat ke atmosfer eksoplanet tersebut,” kata Wyttenbach.
Angka ini didapatkan melalui pantauan rembetan spektrum natrium. Unsur ini banyak beterbangan di atmosfer eksoplanet tersebut dan diamati dengan teleskop European Star Observatory di Cile.
Sebelumnya, pada November 2013 silam Ilmuwan Amerika Serikat mengumumkan penemuan sebuah planet baru yang memiliki unsur menyerupai Bumi. Planet ini diklaim ribuan kali lebih panas dibanding planet bumi.
Dilansir The Guardian, Senin (4/11/2013), planet ini berjarak 430 tahun cahaya dari Bumi dan berada diluar tata surya. Para ilmuwan menamai planet ini Kepler 78b. Karena suhunya yang terlalu panas, media menjulukinya “Planet Neraka”.
Profesor fisika dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Josh Winn mengatakan planet ini memiliki komposisi zat besi dan berbatu seperti Bumi. Rincian Planet ini telah dipublikasikan melalui Nature Journal oleh Institut Teknologi Massachusett.