Soloraya
Selasa, 1 September 2015 - 06:30 WIB

DANA HIBAH SOLO : Mesin Digital Printing Binter Jet Akhirnya Bisa Digunakan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kube Dasanama mengecek mesin digital printing di STP, Senin (31/8/2015). (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Dana hibah Solo, mesin digital printing yang sempat rusak setahun akhirnya bisa digunakan kembali.

Solopos.com, SOLO--Wajah Sugeng Kurniawan terlihat tegang memperhatikan jalannya head cartridge mesin digital printing Binterjet yang bolak-balik menyapu selembar bahan kertas stiker. Dengan kecepatan sapuan enam pass, mesin berjenis Eco Solven Printer tersebut selama beberapa saat mulai memperlihatkan hasil gambarnya.

Advertisement

Senin (31/8/2015) siang, menjadi saat yang mendebarkan bagi Koordinator Kelompok Usaha Bersama (Kube) Dasanama tersebut. Momen itu menjadi pertemuan perdananya dengan mesin bantuan usaha Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo yang selama setahun lebih ditinggal di Solo Techno Park (STP).

Kertas stiker berwarna putih yang terjepit di mesin cetak tersebut, kurang dari lima menit kemudian mulai bersalin rupa. Warna blok hijau cerah selebar 90 cm, mengisi bagian tengah material yang kosong. Dengan kerapatan warna yang nyaris tak ada cela, senyum merekah di wajah Sugeng bersama dua temannya dari Kube Dasanama yang mendatangi Teaching Factory kompleks STP siang itu.

“Diatur lagi suhunya. Dengan suhu ruangan panas seperti ini, hasilnya rawan jemblok,” kata Hadiprawiro, Direktur PT Binter Jet Indonesia, yang mendampingi proses uji coba mesin bantuan Kube Dasanama.

Advertisement

Sugeng kemudian berkonsultasi teknis dan konstruksi ruangan yang paling pas untuk mengoperasikan mesin bantuan usaha. Oleh Hadiprawiro, disarankan mesin disimpan di tempat yang teduh, tertutup, tidak terpapar sorotan sinar matahari langsung, serta tidak boleh terkena semprotan angin. Ia pun lantas mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Senang akhirnya mesin bisa berfungsi normal lagi setelah mandek dipakai lama. Habis ini giliran kami mencari tempat yang pas untuk mesin ini,” ujarnya ketika berbincang dengan Solopos.com.

Menurut Sugeng, untuk sementara waktu mesin tersebut masih akan dititipkan di STP sambil menunggu Kube Dasanama mendapatkan tempat usaha baru yang lebih representatif. “Mesin nantinya kami cek setiap hari. Paling tidak biar cartridge tidak mampet. Syukur-syukur sudah ada pemesanan yang bisa langsung dikerjakan di sini,” terang pemilik usaha digital printing itu.

Advertisement

Hadiprawiro menjelaskan proses mangkraknya mesin di lokasi workshop-nya ditengarai karena kesalahpahaman. “Mesin ini dari awal tidak rusak. Setelah tempo hari ribut-ribut mesin katanya rusak, teknisi kami mengecek tidak ada masalah. Setelah cartridge dibersihkan, langsung bisa digunakan,” ungkapnya.

Kasi Industri Menengah dan Besar Disperindag, Dwi Puspandari, menambahkan setelah mesin bantuan kembali diserahkan kepada Kube Dasanama, pihaknya masih melayani pendampingan sampai pihak yang diberi bantuan mahir.

“Kube tetap jadi binaan Disperindag sampai kapan pun. Kami berharap Dasanama ke depan ada penguatan internal sehingga bantuan berbagai mesin senilai Rp130 juta lebih ini bisa dimanfaatkan,” harapnya.

Menurut Ndari, masa permulaan kerap menjadi kendala kube dan pemula yang terjun di bidang wirausaha. “Start up itu memang berat. Tapi kami harapkan setelah mesin menyala kembali, usaha yang sudah berjalan bisa lebih optimal,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif