Soloraya
Senin, 31 Agustus 2015 - 12:35 WIB

SIPA 2015 : Jelang Pementasan, Peserta SIPA Bermeditasi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga penari dari Sanggar Tari Semarak Candra Kirana Solo tampil dalam pre event Solo International Performing Arts (SIPA) 2015 di Atrium The Park Solo Baru, Sabtu (29/8/2015). Mereka menampilkanTari Golek Tirto Kencono. (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

SIPA 2015 akan dihelat 10-12 September 2015 di Solo.

Solopos.com, SOLO – Para peserta yang akan mengisi Solo International Performing Arts (SIPA) 2015 pada 10-12 September 2015 mulai mempersiapkan penampilannya. Salah satunya para penari dari Sanggar Tari Semarak Candra Kirana Solo yang akan mengiringi maskot SIPA, Fajar Satriadi.

Advertisement

Sanggar tari tersebut akan menerjunkan 21 penari untuk mengiringi maskot SIPA saat acara pembukaan pada 10 September. Mereka akan menari tari kontemporer yang dipersiapkan khusus untuk SIPA. Di dalam penampilan mereka akan ada yang membawa tandu dengan empat penari yang menari di atasnya.

Untuk mempersiapkan acara itu secara maksimal, para penari di sanggar tari tersebut berlatih setiap hari pukul 18.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Selain itu, mereka juga melakukan meditasi bersama sang maskot SIPA sebelum latihan untuk menyamakan rasa dan jiwa saat menari.

“Sebenarnya, setiap tahun kami selalu menjadi pembuka acara untuk SIPA. Tapi, kali ini ada yang berbeda. Maskot SIPA yang merupakan pakar tari tradisi dan kontemporer di Indonesia memiliki metode tersendiri untuk memberikan penampilan terbaik,” kata pelatih tari di Sanggar Tari Semarak Candra Kirana, Martini Ratna Istyaningsih, di sela-sela pre event SIPA di Atrium The Park Solo Baru, Sabtu (29/8/2015) malam.

Advertisement

Ia menyatakan latihan intensif tersebut merupakan permintaan dari maskot SIPA selama tiga pekan sebelum acara SIPA. Menurutnya, maskot SIPA kali ini memiliki konsep tersendiri sehingga tidak seperti sebelumnya yang mengikuti konsep dari para penari pengusungnya.

“Meskipun dalam persamaan persepsi itu memerlukan konsentrasi lebih besar, para penari di sanggar bisa mendapat ilmu baru dan lebih dekat dengan maskot SIPA,” ujarnya.

Terkait judul tari kontemporer yang akan dipentaskan, Ratna menyatakan masih dirahasiakan karena itu menjadi kejutan saat acara pembukaan SIPA. Sementara, untuk kostum yang akan dikenakan, ia juga enggan mengungkapkan karena saat ini masih pembahasan dengan sang maskot SIPA.

Advertisement

Di sisi lain, saat pre event kali kedua SIPA di The Park Solo Baru, sanggar tersebut menampilkan Tari Kidang, Tari Manipuri, dan Tari Golek Tirto Kencono. Dua dari tiga tari itu dibawakan anak-anak anggota sanggar.

Menurut Ratna, acara itu menjadi ajang untuk memberi kesempatan bagi anak-anak agar tampil di depan umum. Sebab, saat acara SIPA, mereka tidak bisa pentas karena para penari yang tampil adalah penari dewasa.

Sementara itu, Koordinator Humas SIPA, Wahyu Ranisolikah, mengatakan pre event kedua itu lebih menampilkan seni tradisi. Berbeda dari pre event sebelumnya yang berupa lomba tari modern berkonsep Korea untuk mempromosikan festival budaya Korea pada hari terakhir acara SIPA.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif