News
Senin, 31 Agustus 2015 - 00:45 WIB

PELEMAHAN RUPIAH : Pengusaha Jamu di Jateng Tahan Kenaikan Harga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jamu (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pelemahan rupiah, GP Jamu Jateng memilih tidak menaikkan haga jual meski nilai tukar rupiah terus turun terhadap Dolar

Solopos.com, SOLO--Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Jawa Tengah (Jateng) menahan kenaikan harga jual meski nilai tukat rupiah terus mengalami depresiasi terhadap dolar AS. Mereka memilih mempertahankan harga lama karena khawatir pangsa pasar menjadi anjlok.

Advertisement

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GP Jamu Jateng, Agung Shusena, mengaku menggunakan plastik impor sebagai kemasan jamu. Menguatnya dolar AS terhadap rupiah berdampak signifikan terhadap harga plastik.

“Bahan baku jamu memang hampir 100 persen produk lokal. Tetapi, kemasan dari plastik ini terkena pengaruh dolar karena masih impor. Padahal, harga kemasan dengan isinya (jamu) itu kalau dihitung hampir sama,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (30/8/2015).

Kendati demikian, pengusaha jamu di Jateng enggan menaikkan harga meski sudah terkena imbas menguatnya dolar tersebut. Hal itu dilakukan karena mempertimbangkan kelangsungan bisnis jamu. Apalagi, menurutnya, saat ini bisnis jamu juga tengah mengalami kelesuan. Dia khawatir menaikkan harga justru semakin melesukan penjualan jamu.

Advertisement

“Sementara ini, kami belum menaikkan harga, bertahan dengan harga lama saja. Kami tidak bisa menaikkan harga seenaknya karena harus mencari momen yang tepat,” urainya. Pria yang menjadi Direktur Utama PT Gujati 59 Sukoharjo tersebut menyebutkan target pertumbuhan jamu pada 2015 bisa mencapai 12%. Tetapi, pada semester pertama pertumbuhan belum tercapai 5%.

Tercatat pengusaha jamu di Jateng memberikan kontribusi penjualan nasional hingga 70 persen. Saat ini, pihaknya lebih mengutamakan penjualan langsung kepada konsumen untuk mendongkrak penjualan. Pihaknya juga menguatkan pasar dengan mempertahankan konsumen loyal.

Sebelumnya, GP Jamu menggelar seminar Prospek Industri Jamu dalam Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini yang digelar Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Jateng di Hotel Dwangsa HAP Solo, Rabu (26/8/2015). Direktur Eksekutif GP Jamu Jateng, Stefanus Handoyo Saputro, mengatakan kegiatan itu untuk mengetahui tantangan yang dihadapi pengusaha di tengah perekonomian sekarang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif